Dunia makin renta. Makin tua. Aneh aneh saja. Yang waras ngalah. Tapi lapar. Seperti anak ayam mati dilumbung padi. Bodoh yang dipuja, untuk aturan yang tak berguna.
Balada orang lapar. Mengemis minta makan. Tapi tak punya uang untuk beli. Dijawab tak ada, kamu salah kelola. Yang lapar yang salah. Demi aturan yang bodoh. Tak berguna bagi yang hidup. Toh, mati tak bawa harta. Lalu apa masalahnya?
Puisi yang tak romantis. Makan terlarang. Untuk alasan yang tak masuk akal. Penderitaan ini jadi tontonan. Gembira melihatnya. Menari nari ceria. Orang lapar dijadikan canda.
Piring orang bodoh. Terbang saja. Biar jadi sampah. Itu tanda, betapa bodohnya manusia. Yang sok irit, tapi dimakan tak boleh. Makan yang terlarang, lapar depan wareg, Â karena ini prinsip orang gila.
balada orang lapar. Hanya disuruh melihat orang makan. Membayangkan kenyang. Kisah orang orang sakit jiwa. Belilah warteg. Belilah. Agar hidup kembali hidup.
semoga ujian cepat berlalu. Sudah bosan jadi orang lapar, yang makannya nunggu hutang lunas. Kapan? Waras? Inilah balada orang lapar, yang mimpi kenyang. Mimpi wareg. Belilah wareg. Belilah.
Malang, 23 Januari 2021
Oleh Eko Irawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI