Kandang Bebek. Di sinilah kita harus sepakat mengakhiri. Berpisah untuk hidup baru. Jalani takdir masing masing. Tak bisa dilanjut lagi.Â
inilah jalan terbaik. Dari pada bersama, tapi saling menyakiti. Menambah luka. Menabur dendam. Melalui hari bertabur perbedaan, saling menyalahkan. Terlempar dalam jauhnya berkah. Sengsara. Â Sia sia.
Bahagia itu nyaman. Sederhana. Dan itu tak ada, saat kita bersama. Bagai api dalam sekam. Siap membara, meluluhlantakan hati. Membunuh cinta. Menghabisi rasa. Cek Cok abadi sepanjang masa. Rugi.
Hidup adalah pilihan. Dan sekarang saatnya memilih, untuk berpisah. Tak perlu drama lagi. Terbuka saja. Agar tiada dendam dikemudian hari. Tak cocok, ya sudah. Dari pada dipaksa cocok, tapi menderita.Â
hidup sudah pahit. Tak perlu mempersulit. Apalagi memperumit. Kalah menang sama saja. Sakit hati. Debat kusir bodoh, tiada guna. Hanya bikin sakit jiwa raga.Â
hidup baru bermula dari kandang bebek. Siapa sangka, sang gembala bebeklah yang mampu menengahi perkara. Pemberi cerah. Sudah lama kita mencarinya. Penengah yang adil. Yang bisa mengawali langkah sepakat. Bismillah dari kandang bebek, untuk bahagia.
MAlang, 22 Januari 2021
oleh Eko Irawan
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H