Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sandal Malaikat

12 Januari 2021   11:25 Diperbarui: 12 Januari 2021   11:49 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perih, Pedih dan tersakiti. Terus semangat bersama kepak kepak sayap malaikat. Mengharap Ridho Nya. Agar terus berjalan. dalam hikmat Kebenaran.

Aku memang pernah salah. Kumohon Maaf Tulusku. Untuk Pertobatan. Namun Fitnahmu, ingin membalas. Agar aku kapok. Merasakan sama, menurut rasamu. Perasaanmu. Sekalipun itu tak adil.

Karena salahku kau balas berlipat lipat. Aku sudah pesan pada janji suci. Sudahlah, untuk apa bertarung dalam dendam. Tapi kau disana punya dia, sang Arjuna baru yang menawan. Yang membisikimu. Dalam bisikan laknat.

Kau bilang aku prasangka. Aku suudhon. Aku main tuduh. Tapi aku bersama kepak kepak malaikat Tuhan. Yang membimbing aku, untuk membongkar hasrat bejat. Untuk apa kau lakukan itu padaku? 

Akupun terhenti. Bicarapun rugi. Kan kau pelintir semua pernyataan ku. Karena yang kau butuhkan itu, pembenaran. Bahwa kau wajib benar atas segala yang kau lakukan. Hatimu sudah dirampoknya. 

Aku yang jaga kehormatanmu, kau anggap menghalangi Hajadmu. Tapi tahukah kamu, dia bicara apa padaku? Sudah laknat tapi pengecut. Bukan lelaki gentelment. Bohong besar, bilang tak melakukan apa apa. Sok alim mu jadi topeng dusta. Sudah menginjak injak dengan nikmat lezat,tapi tak diakui. Kenapa tak bilang saja, jujur kenapa? Tak kabulkan niatmu.

Tapi sekarang kau tabuh genderang perang. Kau anggap aku dalang. Kenapa tak jujur saja. Beres. Tak perlu drama. Memperumit. Bikin kamu sakit. Menyiksa. Dan jauh dari Berkah.

Sekarang terpuruk. Dalam luka. Karena semua ini diperumit sendiri. Kau menuntut aku, padahal itu untuk memuliakan dia. Untuk memuaskan dendammu. Agar kau bahagia, melihat aku menderita. Kemana kasih cintamu dulu?

Aku tulus ikhlas melepasmu. Sandal malaikat akan membawaku pada keadilan Illahi. Yang laknat akan terbukti. Hiduplah bahagia dengannya, itu pilihanmu sendiri. Dan jangan ganggu aku lagi. Kita harus berpisah, tanggung jawabku akan kujaga. Amanatku akan kukawal. Ridhoku untukmu, tanpa dendam. Agar keadilan Illahi Ditegakkan kembali. Tanpa prasangka.

Sandal malaikat. Akan membawaku pergi. Semoga kau bahagia bersamanya. Selamat tinggal kekasihku, kau pernah membuatku berarti. Dan kini cinta itu telah mati. Terlalu sakit dipertahankan. Akan saling menyakiti. Saatnya berpisah, saatnya pergi. Kejalan takdir yang lainnya.

Malang, 12 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun