Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetes Air Langit

2 Januari 2021   09:14 Diperbarui: 2 Januari 2021   09:19 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetes air langit dokpri Eko Irawan

Segar. Pagi dalam tetes air langit. Menangkap anugerah. Atas segala berkah dengan syukur. Masih ada kasih. Dalam langit cinta. 

Perjalanan seperti air. Jatuh berkali kali. Kebebatuan. Keras terbanting. Tapi bangkit. Dan tetap jernih.

Tetes air langit. Menyimpan kilau. Indah. Merekam jejak. Anak anak bumi. Berkumpul jadi untaian berjuta harap. Sumber kehidupan.

Bumi air. Ada dilangit bumi. Hingga disetiap aliran darah. Inilah hidup kita. Hidup manusia. Cerita air. Cerita peradaban.

Mengikutimu mengalir. Menuju takdir. Berjalan sepertinya. Pasrah tanpa protes. Mengikuti hukum alam. Berputar dalam siklus. Tanpa melawan.

Tetes air langit. Didedaunan. Jarang aku menengokku. Jarang aku menyapamu. Tapi kau ada. Menyimpan asa. Berjuang sepertimu. Tanpa lelah. Tapi masih terus segar.

Tetes air langit. Bersama hujan Januari. Berkah hidup bagi ikan ikan. Mengalir hingga jauh. Menyuburkan bumi Pertiwi. Tumbuhlah padi padi. Berguna. Berjasa. Mengalir. Tanpa dendam.

Malang, 2 Januari 2021

Oleh Eko Irawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun