Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Curhat Ngopi : Cerita Jagung Bakar

31 Desember 2020   11:07 Diperbarui: 31 Desember 2020   12:10 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita jagung bakar Olahan pribadi Eko Irawan

Banyak mimpi diakhir tahun. Namun cerita akhir tahun 2020 akan berbeda. Banyak pembatasan diterapkan. Bukan karena apa, tapi Aturan ini dibuat karena Negara Menyayangi rakyatnya. Pandemi covid 19 yang belum tuntas adalah satu alasan signifikan kenapa ada banyak aturan pembatasan hingga jam malam berlaku di akhir tahun ini.  

Berikut cerita jagung bakar di akhir tahun, sebuah kisah antara mimpi, realitas dan harapan. 

Kisah tahun berlalu 

Sebenarnya, sama saja peristiwa pergantian tahun itu. Tak ada yang istimewa. Yang membedakan adalah selebrasinya. Kembang api. Jagung bakar. Kumpul sahabat dan acara kebersamaan lainnya. Akhir tahun adalah sebuah refleksi diri. Antara mimpi, realitas dan harapan.

Ditahun sebelum pandemi, momen akhir tahun penuh keceriaan. Ini yang membedakan dengan hari hari yang lainnya. Kumpul keluarga, sahabat, saling cerita bahkan bisa menikmati liburan akhir tahun hingga jauh ke luar kota. Akhir tahun 2016, menyambut 2017 saya sekeluarga menikmati puncak akhir tahun ini diseputar Malioboro Jogjakarta. Melihat sisi lain sebuah selebrasi di kota yang lain. 

Sebuah kenangan terindah yang mungkin takkan terulang kembali. Itulah betapa penting sebuah kenangan, terutama kenangan liburan akhir tahun.

Tiap diri punya kenangan kenangan itu. Betapa para penjual jagung hingga panen pembeli. Sebuah upaya meningkatkan penghasilan demi tercipta keluarga tangguh. Mimpi ekonomi kreatif melalui usaha, salah satunya cerita jagung bakar ini. Itu tercipta dari tahun ke tahun. Masih terkenang, betapa jagung bakar menjadi kisah kisah terindah ditahun tahun yang lampau.

Jagung bakar diakhir tahun 2020

Masih adakah kisah itu? Hari ini sobo Embong untuk menelisik penjual jagung. Ternyata minim penjual, minim pembeli. Aturan larangan kumpul kumpul salah satu penyebabnya. Banyak yang pesimis. Mau lanjut untuk melihat suasana puncak payung di Kota Batu, terasa ragu, karena ada pula aturan penutupan tempat wisata. 

Wisata puncak payung adalah tempat paling mempesona di malang raya. Tempat yang menyimpan sejuta kenangan para pasangan muda. Teringat saat jayanya dulu, saat malam tahun baru harus diusir pedagangnya, jika tak bayar ongkos duduk. Dulu duduk saja di warung warung wisata payung harus rela bayar lebih mahal, karena pembeli yang mau duduk telah antri diluar warung. Terpaksa yang di dalam warung jika mau berlama lama harus bayar lebih mahal sebagai ongkos booking tempat. 

Yach, itu dulu. Sekarang antrian seperti itu sepertinya sudah tak mungkin. Karena ada operasi khusus dari pihak kepolisian yang membatasi kegiatan berkerumun dan aturan jam malam. Jadi akhir tahun ini good bye jagung bakar ditempat tempat kenangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun