Menjadi petani ikan Nila? Siapa takut? Inilah peluang bisnis yang tengah giat dikerjakan di Kampung Nila Slilir, kelurahan Bakalan Krajan Kota Malang. Ditengah masa sulit terdampak pandemi, warga slilir bangkit menjadi petani ikan nila dalam wadah Pokdakan Krajan Slilir Sumilir, selaku motor pegiat dari Kampung Nila Slilir.Â
Inilah konsep pemberdayaan ekonomi kreatif oleh masyarakat kampung Slilir untuk bangkit membangun bisnis, memperoleh perbaikan penghasilan, membuka peluang kerja dan mencukupi kebutuhan gizi keluarga melalui budaya makan ikan.Â
Kenapa harus budidaya Nila dan memakai sistem bioflok, berikut ulasannya.
Kenapa Budidaya NilaÂ
Nila adalah ikan air tawar yang bisa dibudidaya dengan sistem tertentu, sehingga cepat besar pertumbuhannya, dengan tekstur daging ikan lembut dan lezat.Â
Petani Nila konsumsi juga belum begitu banyak, sehingga angka kecukupan nila konsumsi baru bisa tercukupi 40 persen, dari total kebutuhan nila konsumsi di Jawa timur.Â
Sisanya dicukupi dari luar propinsi. Peluang ini sangat besar untuk prospek budidaya nila, dibanding prospek budidaya tombro, mujahir atau lele. Peluang pangsa pasar inilah daya tarik kenapa memilih nila sebagai unggulan di kampung Nila Slilir.Â
Harga jual ikan nila juga masih sangat baik berkisar antara 25.000 hingga 34.000 perkilo tergantung ketersediaan ikan nila konsumsi di pasaran. Â Dengan pangsa pasar yang masih terbuka luas, merupakan jawaban tak perlu ketakutan untuk memulai menjadi petani nila.
Kenapa Budidaya Nila Sistem BioflokÂ
Terpikir, untuk budidaya ikan harus punya kolam atau tambak. Harus punya lahan luas. Apa bisa?Â