Sebuah kilas balik jejak langkah menulis bersama Kompasiana, ternyata Luar biasa. Tulisan berikut sebagai kalaidoskop besar betapa menulis punya arti penting untuk sosialisasi program kerja komunitas, sebuah langkah nyata memperkenalkan potensi dan mengangkat ekonomi kreatif masyarakat, tidak hanya konsep, tapi menjadi progres kolaborasi 3 kekuatan besar antara Bolang, Reenactor Ngalam dan Kampung Nila Slilir. Dari kampung ke panggung Sejarah Pemberdayaan masyarakat ekonomi Kreatif. Semoga menginspirasiÂ
Bolang dan Reenactor NgalamÂ
Puncak Kolaborasi antara bolang dan Reenactor Ngalam adalah event Indonesia Comunity Day Kompasiana pada Agustus 2018. Acara yang diliput Net.TV tersebut, adalah acara unjuk kinerja komunitas malang Raya.
Bentuk kolaborasi Bolang dengan Reenactor terus berlanjut, antara lain acara bedah buku manusia bandara dan Museum Reenactor Ngalam jadi pertemuan awal tempat membahas buku kolaborasi 15 Kampung Tematik Kota malang dan karya e book 105 Kuliner Legendaris Kota Malang.
Reenactor dan NilaÂ
Tak ada hubungan antara Reenactor dan Nila. Satu bicara sejarah. Satu bicara budidaya nila. Saya pribadi sebagai pegiat kampung Sedjarah, dimana Reenactor berperan didalamnya, sedikit banyak punya pengalaman sebagai media support mengangkat sebuah potensi masyarakat agar potensi pemberdayaan masyarakat bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Banyak yang bisa dikolaborasikan antara kampung Sejarah dan kampung Nila Slilir, mengingat potensi slilir bakalan Krajan memiliki sejarah yang jika ditelusuri kembali berdasar prasasti bisa merujuk ke tahun 929 Masehi. Bahkan dimasa tahun 1960an, slilir sangat terkenal dengan wayang topeng malangannya. Untuk sejarah perang kemerdekaan juga banyak kisah gerilya ditorehkan dalam sejarah kampung ini. Sayangnya, event kolaborasi memungkinkan mendatangkan masa, sehingga akan melanggar aturan melawan pandemi, dimana masih ada larangan kerumunan masa. Semoga pandemi segera berakhir dan event dimaksud bisa terlaksana diwaktu mendatang.
Bolang dan Kampung Nila SlilirÂ
Panggilan hati untuk jadi media support membawa saya datang berkolaborasi dengan masyarakat sekitar slilir. Sebuah potensi dahsyat sedang digarap dalam rangka pemberdayaan ekonomi kreatif. Saya sendiri, jelas tidak mampu, akhirnya saya ajak teman teman dari Bolang Kompasiana untuk berkiprah dalam pemberdayaan ekonomi kreatif.Â
Progres ke dua bolang, adalah investasi bergulir, antara bolang langsung kepada petani nila di kampung Nila Slilir. Sementara baru ditawarkan satu kolam investasi, bolang menyediaan dana, pihak Pokdakan support kolam, bibit, pakan dan pemasaran, petani nila yang punya lahan memelihara nila hingga panen. Setelah panen pertama, hasil penjualan nila jadi investasi bergulir untuk kolam dan petani nila yang baru. Setelah panen pertama, kolam menjadi milik petani nila dan dilanjut lagi dengan budidaya nila selanjutnya, sesuai MOU antara bolang dan petani nila. Pada panen ke dua, hasilnya 50-50. Dalam MOU tetap menekankan pemberdayaan ekonomi kreatif tanpa memberatkan petani penerima. Sistem bagi hasil yang bertujuan mengangkat ekonomi masyarakat. Tentunya petani harus serius menerapkan CBIB, yaitu cara budidaya ikan yang baik dan benar. Masa kerjasama ini bisa 1, 2, 5 atau 10 tahun, sesuai kesepakatan. Semoga konsep sejenis ini bisa diadopsi pihak lain, sehingga banyak warga kebagian model investasi syariah dan mampu meningkatkan kapasitas penghasilan keluarga.