Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Bergandeng Tangan, tapi Tuntut Sempurna

22 Desember 2020   20:45 Diperbarui: 22 Desember 2020   20:55 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan pribadi Eko Irawan : Tak bergandeng tangan, tapi tuntut sempurna | dokpri

Kau tuntut sempurna. Harus tercukupi semua. Tapi tak saling terima. Terus sengketa. Berjalan sendiri sendiri. Dibanding bandingkan lagi. Tak cocok, dipaksa sinergi.

Solusi hanya ilusi. Semua buntu, tak ada berkah Rizki. Menghabiskan umur hanya untuk bertengkar. Debat kusir tanpa akhir. Menikmati sia sianya umur. Mubazir dan tersingkir.

Apa yang indah jika kata sabar sudah end. Tak ada lagi syukur. Yang ada minta sempurna. Tuntutan wajib ada. Kurang dan terus kurang. Terjerat dalam kesulitan.

Inilah rumah neraka. Dibakar bara. Aku hanya sapi perah yang dipaksa kerja. Harus ada, tapi adapun dibilang kurang. Kau kira tinggal ambil saja? Sementara, mana hakku? Kau berikan siapa? Tapi kenapa aku yang dituntut, bukan dia yang kau kasih lezatnya nikmat. Tapi aku yang dipersalahkan.

Hubungan macam apa. Sudah hambar. Rejeki pun menjauh. Karena sudah tak ada lagi berkah. Terus apa yang akan dipertahankan?

Malang, 22 Desember 2020

Oleh Eko Irawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun