Hidup kadang tak adil. Tak bisa dimengerti. Tak bisa dicerna. Aku sudah berusaha baik. Penuh pengertian. Tapi masih salah paham. Padahal bukan itu maksudku.
Yang kau lihat apa. Ketulusanku sudah. Untukmu. Semua sudah kukorbankan. Agar kau bahagia. Tapi masih kurang. Karena syukur mudah diucap, tapi tak bisa dirasa. Apalagi saat sabar sudah dibuang. Menunggu jadi tak tentu.
Apa tujuanmu. Kau hanya memberi teka teki. Kalau aku salah, seolah gembira. Salah arti. Salah tafsir. Salah tindakan. Semua salahku yang kau tunggu. Seolah kau kumpulkan salahku, untuk menghukum aku.
Bicara denganmu, bukan cari solusi. Tak ada benar langkahku. Benarpun dipelintir. Diolah. Agar jatuh mentalku. Down. Dan tak semangat lagi. Seolah jijik melihatku. Tak ada perubahan berarti. Tapi kau tanya bukti.
Mencarimu kemana. Dirimu yang bisa mengerti aku. Namun kau sudah jauh berubah. Jalanan ini sudah gelap. Sepi. Sisa hujan barusan. Tak ada lagi dirimu. Yang dulu mencintaiku.
Waktu terus berjalan. Aku sudah tak bisa melihatmu lagi. Kau yang dulu sudah pergi. Jauh dari hidupku. Aku mencarimu kemanaÂ
Malang, 17 Desember 2020 oleh Eko Irawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI