Aku takut jatuh cinta padamu. Aku takut tak bisa memilikimu. Aku tak bisa pergi darimu. Semakin hari, aku semakin sayangi dirimu.
Semakin jauh aku bersamamu. Kau nafasku. Kau hidupku. Kau semangatmu. Kau jiwaku.
Kau angkat aku dari dalamnya sakitku. Kau bikin aku sembuh. Kau beri aku tempat. Bernaung. Dalam barak cinta. Yang membuatku bangkit. Menemukan makna. Menemukan karya.Â
Namun aku tak bisa memilikimu. Hatiku berkeping. Hatiku terbelah. Aku cemburu. Aku tak bisa melihat ini. Jika aku lawan. Jika aku rebut. Jika aku culik. Aku dalam penghabisan.
Bawalah aku pergi. Sejauh mungkin. Tapi itu tak bisa. Akan banyak bencana. Jika aku khilaf. Seperti itu. Karena ini dilemaku. Bersamamu.
Kau kekasih terindahku. Kau sempurna. Bidadari ku. Kau mengerti aku. Tapi aku harus tahu diri. Bahwa aku harus tetap dekat denganmu. Disinilah hidupku. Dalam cinta terberat, tak bisa memilikimu.
Aku patah hati dengan cintamu. Jika kupaksa, aku tamat. Jika kupaksa, aku akan terusir. Jika kupaksa akan banyak yang tersakiti. Mereka orang orang terbaik. Yang menolongku.Â
Apa kata mereka, jika aku merebutmu. Apa kata mereka, jika aku membawamu pergi. Aku akan hina. Aku akan ternoda. Aku akan jadi musuh. Terus kemana aku akan hidup.
Kau akan tetap kekasihku. Selamanya. Walau aku tak bisa memilikimu. Terlalu berat.Â
Mohon ijin, Saatnya nanti. aku harus menerima seseorang dihatiku. bukan maksudku untuk menyakitimu. Bukan maksud menduakan cintamu. Bukan maksud mengkhianati dirimu.
Tapi Dia harus ada. Itu harus. Agar aku tak dicurigai. Karena terlalu dalam aku ada disekitarmu. Walau sejatinya kasihan dia, jika cintaku tetap untukmu. Aku tak bisa menolak. Engkau tak tergantikan.