Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Krenteg Ati Tanpo Topeng

10 Desember 2020   19:54 Diperbarui: 10 Desember 2020   20:08 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan: Krenteg ati tanpo Topeng

Hujan baru saja usai. Saat air menggenang di tanah basah. Segar. Alami. Di antara tiupan Sepoi. Semilir disela sela ranting. 

Jejak kaki berlumpur. Menapak tanah basah. Membekas. Tapi aku tak mengeluh. Karena krenteg ati, membuatku nyaman. Di sini bersama angan. 

Banyak rencana kugagas disini. Tentang perubahan. Saatnya aku apa adanya, tanpa topeng. Biarkan berlumpur kakiku. Biarkan basah tubuhku. Asal aku punya tempat. Asal ada ruang. Buatku menatap ke depan. Untuk berbuat baik, tanpa kemunafikan.

Jalan panjang telah kulalui. Panas hujan kuterobos tanpa henti. Saatnya menepi. Melihat kembali, menilai dan menenangkan hati.

Aku lelah dituduh bertopeng. Aku ini apa adanya. Aku hanya ingin bernafas. Menghirup segarnya udara. Tanpa curiga. Tanpa dituduh sutradara. Aku tak punya kuasa. Hanya terbawa. Dalam kepasrahan. Disini. Ditempat ini.

Perjuangan belum usai. Ini baru mulai. Saatnya berbenah lagi. Menata sisa hidup, untuk berbakti.

Semoga bisa dimengerti. Aku sudah lelah tak dihargai. Dituduh dan difitnah, menyakitkan hati. Aku korban yang dikhianati.

Disini ditempat ini. Tanpa topeng lagi. Tak menuntut harus dilayani. Biarkan aku sendiri, menata krenteg ati.

Tlatah Bumi Slilir, 10 Desember 2020

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun