Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Biasakan Bertindak, Sekarang atau Besok Jadi Penonton

5 Desember 2020   05:57 Diperbarui: 5 Desember 2020   06:31 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sahabat Ruang Kelas Alternatif, kali ini ayo kita bahas soal menunggu. Haruskah kita biasa menunggu? Misal menunggu lulus, baru berkarya. Ini tidak ada Dimata pelajaran apapun disekolah. Dengan artikel ini, semoga bisa menginspirasi ya. Selamat membaca.

Menunggu itu membosankan 

Pernah menunggu? Iya, menunggu itu membosankan. Jam karet sepertinya jadi budaya yang kurang baik dinegeri ini. Apalagi janjian dengan seseorang dan dia menggunakan rumus jam karet. Menunggu itu jelas membuang waktu percuma. Jika bisa sekarang, kenapa menunggu besok?

Menunggu Sempurna 

Kalau kita menanak nasi, kita harus menunggu matang, baru bisa dimakan layak. Namun menunggu disini, adalah menunggu waktu yang sempurna, baru berkarya. Menunggu mau nikah setelah kaya. Menunggu nembak cewek, setelah waktunya tepat. Menunggu dan menunggu. Kadang kita seperti itu, termasuk saya juga. Menunggu waktu sempurna. Apakah ada waktu yang sempurna? Sebuah kesempatan tidak akan datang dua kali kalau kita hobbynya menunda nunda. Sebuah keputusan penting kadang baru diputuskan dengan alasan melihat dulu. Apa hidup hanya untuk melihat lihat? Artinya menunggu lagi. Emang apa yang sedang ditunggu?

Ternyata waktu yang sempurna itu tidak ada. Menunggu besok, berarti membuang percuma kesempatan hari ini. Sebuah ide yang terlintas hari ini, harus segera dikerjakan. Bukan ditunda besok. Karena besok, ide tersebut sudah berganti moment. Sence ide tersebut akan hilang, dan kita tidak tahu besok punya ide apa dan menghadapi masalah apa.

Biasakan bertindak 

Kunci kreatif dalam berkarya adalah atur management waktu. Siapapun kamu, gunakan waktumu sebaik mungkin. Menunda besok dengan banyak alasan, pada dasarnya tidak dibutuhkan. Siapa tahu ide hari ini adalah ide spektakuler. Yang ditunda besok dan terlupakan. Biasakan bertindak atau besok jadi penonton. Jika ide itu dikerjakan orang lain besok hari dan membuatnya sukses, apakah kamu akan klaim itu idemu? Kamu akan ditertawakan orang jika melakukan hal tersebut. Ide hari ini segera wujudkan dalam karya atau ditunda besok dan selamat, kamu akan jadi penonton.

Semoga artikel ini menginspirasi 

Ditulis oleh Eko Irawan di Malang, pada 5 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun