Tak ada pilihan. Menunggu. Menanti. Tapi sampai kapan. Tak tentu. Tak pasti.
Mungkin kau takut untuk jawab iya. Singkat saja. Satu kata. Itu menjawab segalanya. Tapi itu sulit kau katakan. Hidup memang memilih. Tapi kau pilih tidak menjawab.
Harus gigih. Itu yang mungkin harus kutunjukan. Kau ingin aku kuat. Tangguh. Tak mudah menyerah. Tak mudah mengeluh.Â
Kau hanya ingin dengar kabar gembira. Bukan keluh kesah. Aku tak berkabar, karena ku larut. Tenggelam dalam derita. Jika ku cerita, kamu tak suka. Itu memang sudah jadi ciri khasmu. Dan itu wujud perdulimu. Bahasa tanpa kata.
Kamu memang tak ingin larut. Tak ingin hanyut. Jika kau turut, tersangkut dalam sengkarut. Rumit dalam carut marut.
Aku tahu caramu memang beda. Memperlakukan aku. Dan aku harus bisa, menghargai caramu.
Menunggu. Itu caramu membuatku maju. Berpikir langkah untuk maju. Membangun kisah dengan caramu. Bersamamu menanti waktu.
Tak akan sia sia. Jalani ini semua. Karena waktu akan bijaksana. Menempatkan kita pada bahagia.
Menunggu dalam asa. Menata dalam janji untuk bersama. Terwujud dalam kesepakatan kata. Berjuang bersama mewujudkannya.
Terima kasih telah menunggu. Yang penting bisa bersamamu. Dalam terbatas waktu. Mengisi relung rindu. Rindu untuk bersamamu, setiap waktu.
Malang, 1 Desember 2020