Seperti asbak. Tempat latu. Puntung rokok. Yang mati. Tanpa pembaca. Terpendam dalam masa.
Tapi karya tak diukur dengan itu. Tulis saja. Lagi. Dan lagi. Dibaca, urusan nanti. Yang diapresiasi itu, konsistensimu
Karya itu kadang aneh. Yang tak serius, dibaca ribuan kali. Yang dikerjakan teliti tak diminati. Memang ajaib. Tak bisa diprediksi.
Peka jadikan naluri. Rekam saja. Tulis saja. Rejeki tak akan kemana. Ketekunan ini akan jadi bukti. Karena itu, kelak dihargai.
Hanya kebodohan yang membuatmu berhenti. Bukan kamu saja yang terpenjara. Kamu tak dikenal siapa. Omong saja tak ada arti. Tapi ditulis akan memberi makna. Kamu ada. Berkarya.Â
Biarkan saja dicerca. Tulis saja. Tulis dan tulis. Jadikan itu nafasmu. Jadikan itu keberanianmu. Jangan kendor. Dari dirimulah perubahan itu dimulai. Apresiasi tak akan meninggalkan bukti. Sampai dimana
Jumat berkah, 27 November 2020
Oleh Eko Irawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI