Kosong itu hampa
Setelah tak sejalan. Kehilangan tujuan. Matinya harapan. Asa yang terbunuh keegoisan.Â
Jalan pun bersimpang. Hilang. Berpisah dalam perbedaan. Keangkuhan untuk menang. Menang yang tak bermakna. Kalah yang tak ada arti. Perdebatan yang kosong.Â
Banyak kata yang sia sia. Menghabiskan energi. Membuang waktu. Debat kusir tanpa solusi. Kalah menang sama, hanya sakit hati. Dendam yang rugi. Malah menghambat datangnya berkah Rizki.
Kosong itu hampa.
Nggak dompet nggak hati, kosong semua. Bukan malas bukan mengeluh. Tapi itu fakta. Hidup sia sia, jika hanya dalam sengketa. Apakah cinta hanya diukur dengan dana. Tak ada dana, artinya hampa.
Jalan ini bukan tentang perbedaan. Memperbesar perbedaan itu, bikin sengsara. Tapi untuk apa terus, jika tujuan tak sama. Semakin jauh, hati semakin sakit terasa.Â
Lebih baik sepi, dari pada pertengkaran berdua. Pembenaran hanya langkah palsu belaka. Mencari kesalahan tiada guna. Karena kosong itu hampa
Malang, 9 November 2020
Oleh Eko Irawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H