Pernah kirim naskah sampai habis Rp. 35.000,- itupun menabung setahun lamanya dari sisa uang saku anak SMP. sampai masa SMA diawal tahun 1990an, saya masih tidak bosan bosan menulis, sekalipun tidak satupun tulisan saya pernah terbit. Saking frustasinya, semua copy naskah itu saya bakar di tahun 1992an, saat saya lulus SMA. Itu puncak frustasi menulis saya dimasa remaja.
Namun keajaiban dunia online membangkitkan mimpi saya sebagai penulis 26 tahun kemudian. Sebuah waktu yang tidak sebentar untuk bangkit kembali menjadi penulis. Dan keajaiban itu diantar Kompasiana. Dengan menjadi Kompasianer, cita cita saya jadi penulis akhirnya terwujud.
Tumbuh Bersama Kompasiana
Setelah menjadi kompasianer, apa yang akan Kamu tulis? Kompasiana telah membantu penulis menyediakan topik pilihan yang bisa dikembangkan menjadi artikel. ini sangat membantu, terutama penulis yang mati ide.Â
Namun sebagai penulis, kita harus tahu apa tujuan dari kita menjadi penulis. ini penting, karena itulah motivasi proses berkaryamu. Namun saya pribadi tidak terlalu muluk dalam proses menulis.
 Yang terpenting, kompasiana adalah wadah untuk tumbuh menjadi sesuatu. disinilah saya menemukan tempat berkarya yang nyaman, memperoleh apresiasi dari pihak lain dan punya wahana untuk mengemas suatu ide menjadi dikenal banyak pihak. Dan bersama kompasiana ini saya menemukan banyak keajaiban yang sebelumnya tidak saya peroleh.
di 12 Tahun Kompasiana ini, Semoga Kompasiana dimasa mendatang akan lebih baik. Mari berkarya bersama. Saatnya berbagi dan tumbuh bersama Kompasiana.
Jadi Penulis? Siapa Takut. Kompasiana tempatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H