Menulis memang tergantung mood kita pribadi. Menjaga Mood ini memang dibutuhkan ekstra kerja keras. Â Tapi bagi seseorang yang menjadikan menulis sebagai way of life, pasti tidak ada kendala, namun bagaimana caranya tetap semangat dengan mood membara, sekalipun menulis bukan bagian dari way of life kita? semoga artikel ini menginspirasi kita semua termasuk diri saya sendiri.
Karena Menulis belum Menjadi ProfesiÂ
Penulis yang belum menjadi profesi dan mendapatkan apresiasi berupa penghasilan dari kerja kerasnya sebagai penulis adalah kendala utama yang menumbuhkan mood menulis. Jujur atau tidak, tiap orang ribet dengan kehidupan yang serba membutuhkan duit. Namun dapat penghasilan atau tidak, menulis adalah pekerjaan mulia mensosialisasikan pengetahuan yang kita miliki agar bermanfaat bagi khalayak umum dan disana  ada nilai yang lebih mahal dibanding nilai sejumlah uang. Motivasi ibadah adalah sebuah kekuatan yang menumbuhkan mood menulis. Walaupun belum memperoleh pengasilan dari menulis, sebaiknya budayakan mood menulis sebagai ibadah, Insya Allah mood Kamu akan terus terjaga.
Tidak Mampu Refresh Pikiran
Penulis juga manusia, apalagi kemampuan menulis ada di pikiran. Sehebat apapun, tiap manusia pasti memiliki problematika kehidupan yang membutuhkan pikiran. Masalah keluarga, masalah kantor dan masalah lain lainnya sudah pasti menguras pikiran dan perhatian sehingga menurunkan kemampuan berkontemplasi membangun ide kepenulisannya. Banyak penulis, terutama penulis pemula tidak bisa merefresh pikirannya, sehingga lambat laun, potensi kepenulisannya menjadi tumpul. Masalah masalah itu akan mengurangi mood penulis.
Tips merefresh pikiran adalah dengan pergi ketempat jauh dan tenang untuk menenangkan diri, bqru setelah itu kembalilah untuk beraktivitas kembali. ini cara paling jitu. dan selanjutnya, jangan lupa setiap ada masalah segera selesaikan dan temukan solusi. jangan biasa menumpuk masalah yang tidak terselesaikan. Orang yang pergi menenangkan diri sebaiknya menyelesaikan dulu masalahnya jika ingin refresh pikiran lebih efektif.
Karena Tidak ada Uang dan Paket data Internet
Kamu tidak punya uang, tagihan bertumpuk, untuk makan saja sulit, pertanyaannya, mampukah kamu tetap menulis dengan mood briliant? Penulis mapan tidak ada kendala disini, tapi penulis dengan masalah ekonomi mengalaminya. Penulis tidak mungkin diam ditempat, dia harus blusukan kemana mana untuk menemukan ide tulisannya. Blusukan gratis bisa dilakukan, namun bagaimana jika itu jauh dari tempat tinggal dan tidak punya biaya? apalagi fakir pulsa paket data. Penulis serasa kiamat jika dijauhkan dari Internet. Kondisi finansial seseorang sangat mempengaruhi kualitas menulis
Jadikan Menulis Way Of Life
Kendala kendala diatas bukan masalah jika menulis adalah way of life. Menulis itu seperti bernafas. Masak bernafas menunggu punya uang dulu? Masak bernafas menunggu dibayar dulu. Jika menulis ditempatkan sebagai Way of Life, menulis akan menjadi pembiasaan diri yang rutin.