Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Komunitas Hobi, antara Kesenangan dan Pengembangan

12 Juni 2019   16:01 Diperbarui: 12 Juni 2019   16:21 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri-Reenactor Ngalam

Banyak komunitas berjalan secara easy going belaka. Namun seiring waktu, ada yang perlu dilakukan agar komunitas tetap eksis dan berjalan sekalipun anggotanya punya kesibukan sendiri. Komunitas itu unik karena tidak ada hierarki perintah, sehingga apapun itu, dalam komunitas hanya ada solidaritas yang erat karena memiliki kecintaan yang sama. 

Jika tambah besar komunitasmu dan punya pengaruh, regenerasi perlu dipikirkan juga. Munculnya anggota baru yang lebih populer diperlukan wadah khusus untuk mengapresiasi keaktivannya. Namun anggota yang merusak citra komunitas lebih baik diminta mundur dan tidak membawa bendera komunitas disetiap kegiatannya. Jadi dengan membangun komunitas, maka hobby akan berkembang lebih pesat karena lebih teratur dan terarah karena visi dan misi yang dibawanya.

Komunitas Harus tunjukan kinerja di Masyarakat
Banyak komunitas ternyata eksklusif dan hanya bermanfaat untuk kalangan sendiri. Ego komunitas kadang sangat tinggi dan menganggap komunitas lain tidak punya kelas. Komunitas yang baik seharusnya punya manfaat bagi masyarakat. Kinerja komunitas di masyarakat akan banyak memberi kontribusi positif pada khalayak umum.

Bagaimana dengan Reenactor Ngalam
Komunitas ini berusaha mensosialisasikan kegiatan dan baktinya pada masyarakat melalui Pendidikan sejarah. Reenactor pada hakekatnya adalah metode pengajaran sejarah dengan mekanisme reka ulang. Tujuannya mengajak belajar dan mengenal sejarah bangsa, terutama masa revolusi perang kemerdekaan agar sejarah tidak sekedar seremonial belaka dan pengajaran dikelas, namun sejarah mampu memberikan kesadaran cinta tanah air, nasionalisme dan bangga menjadi Warga Bangsa.

Hal diatas memang abstrak dan masih banyak warga yang tidak paham apa itu reenactor. salah satu wujud nyata yang bisa dilihat adalah Musium Reenactor Ngalam. disinilah secara visual belajar sejarah bisa diaplikasikan. ini masih jauh dari sempurna, tapi langkah kecil ini merupakan wujud sumbangsih pada dunia pendidikan sejarah di Indonesia.

Bagaimana dengan komunitasmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun