Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reenactor dan Peringatan Hari Buku Sedunia

23 April 2019   12:31 Diperbarui: 23 April 2019   12:42 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar dari solo.tribunnews.com

Selamat Hari Buku Sedunia Yang dirayakan pada tanggal 23 April. Pencanangan ini diawali oleh lembaga dunia  UNESCO sebagai Peringatan Hari Buku Sedunia, yaitu untuk mempromosikan budaya membaca, penerbitan, dan hak cipta. Kegiatan ini dirayakan untuk pertama kalinya pada tanggal 23 April 1995. Bagaimana peran Reenactor dalam dunia Literasi, Mari Kita Kupas bersama.

Buku Sumber belajar Historical Reenactment
Buku adalah salah satu sumber belajar sejarah yang didalami oleh para Reenactor. Salah satunya adalah Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.

Buku "30 Tahun Indonesia Merdeka" | dokpri
Buku "30 Tahun Indonesia Merdeka" | dokpri
Kenapa memilih buku ini menjadi acuan? Karena dalam buku ini banyak menyajikan foto otentik Kisah Perjuangan Tahun 1945 s/d 1949. Tentunya Reenactor yang dimaksud disini adalah Reenactor yang mendalami era Perang Kemerdekaan. Untuk Yang mendalami era Jepang, Perang Dunia dan tema tema lainnya sesuai genre Reenactment yang dipelajarinya, membutuhkan buku acuan lainnya. contoh buku buku sebagai berikut

Buku tentang "Heiho" | dokpri
Buku tentang "Heiho" | dokpri
Buku tentang WW2 | dokpri
Buku tentang WW2 | dokpri
Membaca bagi Reenactor sangat penting, Karena untuk meminimalisir gagal paham materi sejarah yang akan direka ulang. Contoh pemakaian Kostum, peralatan atau gears dan senjata dummy yang digunakan bersumber dari data dan foto otentik yang ada dalam buku buku yang menyajikan banyak informasi seperti tersebut diatas.

Sebagai Metode pembelajaran sejarah, Reenactor berupaya membangun  metodelogi yang bagaimanakah yang kekinian, agar belajar sejarah lebih menarik, salah satunya melalui foto yang bersumber dari buku buku tersebut. Tentunya masih banyak buku literasi yang lain yang jadi acuan. Belajar dari foto adalah cara paling menarik, karena bisa mencari model yang digunakan pada masa tersebut, untuk kemudian disesuaikan dengan era kekinian. 

Setelah penyesuaian apa yang digunakan dan digunakan untuk sebuah kegiatan, tentunya para reenactor bukan  sekedar cosplay. Artinya harus tahu, jika memakai pakaian tersebut harus bisa bercerita tentang sejarahnya, kejadiannya bagaimana dan jika ditanya akan mampu menjelaskan. Mau tidak mau para Reenactor ini akan meningkatkan kapasitas belajar dan pengetahuannya. Jadi, membaca literasi sejarah akan menarik dan tidak membosankan, karena diajak berinteraksi secara berkelanjutan dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan. inilah menariknya belajar sejarah ala Reenactor.

Reenactor dan Taman Baca
Reenactor Ngalam dengan Musiumnya berupaya membantu semaksimal mungkin para sahabat Reenactor yang berminat belajar sejarah ala Reenactor. Dengan apa? Dengan mendirikan pojok taman baca di dalam Musium Reenactor

Koleksi Buku Musium Reenactor Ngalam | dokpri
Koleksi Buku Musium Reenactor Ngalam | dokpri
Taman Baca ini adalah upaya menumbuhkan minat baca dan menulis, terkhusus untuk tema sejarah. Buku buku ini berasal dari Koleksi Pribadi dari Rekan rekan Reenactor Ngalam sendiri. Jika selama ini para Reenactor mengkoleksi buku buku untuk kepentingan pengetahuan pribadi, di Reenactor Ngalam berupaya menyajikan koleksi ini menjadi Perpustakaan, sehingga bisa jadi Ilmu yang bermanfaat bagi yang mau membacanya.

Belum Banyak memang koleksi yang disajikan, namun langkah ini merupakan langkah awal menyediakan literasi sejarah yang dibutuhkan bagi yang tertarik belajar sejarah. Teruntuk Saudara saudara yang berkenan, monggo memberikan donasi bukunya untuk Taman Baca di Musium Reenactor. Kami tunggu. Semoga kedepan, Koleksi ini semakin meningkat dan bermanfaat sebagai sumber  belajar sejarah.

Selamat Hari Buku Sedunia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun