Alasan Utama Kenapa para penulis putus nyambung dalam berkarya adalah tidak punya motivasi. Motivasi ini adalah motor utama yang wajib dimiliki oleh para penulis. Motor ini adalah penggerak seorang penulis agar terus berkarya. Semakin lama tidak menulis, kemampuan akan semakin tumpul.Â
Kesibukan bekerja adalah kendala yang dialami oleh penulis yang punya profesi lain. Urusan mencari rejeki untuk hidup adalah kondisi kenapa seorang penulis harus terhenti berkarya, kecuali dia hidup dari kegiatan menulis.Â
Greget atau mlempem adalah dua pilihan agar kegiatan menulis tidak terhenti gara gara alasan non teknis. Bagaimanakah tips dan triks agar penulis tetap berkarya dan menunjang hidupnya, artikel berikut mencoba mengupasnya. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Putus Nyambung Menulis
Kadang sangat agresif menulis. Kadang jarang jarang. Kadang ada jeda sampai seminggu tidak menulis lagi. Putus nyambung menulis adalah fenomena wajar yang dialami setiap penulis termasuk diri saya sendiri. Kenapa ini terjadi? Bagi Penulis yang ikut lembaga dan dia dibayar disana, Putus nyambung menulis adalah indisipliner.Â
Jika anda menikmati Fasilitas berbayar tapi malas berkarya, lembaga manapun tidak akan sudi memperkerjakan para pemalas tapi minta fasilitas. Jika yang jelas digaji saja bisa muncul rasa malas menulis, bagaimana dengan penulis gratisan? Yang menulis tapi tidak memperoleh apa apa dalam bentuk apapun.Â
Bahkan sudah menulis sangat baik tapi tulisannya tidak ada yang baca. Tak seorangpun tertarik membaca karyanya, bahkan untuk sekedar nge-like saja tidak ada yang mau.
secara psikologi, Penulis juga manusia yang punya perasaan. Kadang senang. Kadang sedih. Fenomena Putus Nyambung menulis adalah keadaan manusiawi. Kekuatan Motivasi yang ada pada diri penulis sangat berpengaruh pada output karyanya. Apalagi Penulis yang mempunyai problem dalam kehidupannya.Â
Kemampuan Otak untuk Fokus dengan banyak masalah yang dihadapi dan tuntutan kreativitas menulis juga sangat mempengaruhi kinerja menulisnya. Apalagi menulis dibutuhkan fokus dan ketenangan memformulasikan output tulisan sesuai kaidah menulis dan jurnalistik.Â
Kondisi yang sangat emosional dan tidak terkontrol dalam output tulisan sangat berpotensi menimbulkan permasalahan jika kaidah pokok menulis tidak dapat dipenuhi.