Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Peringatan Serangan Umum Ala Reenactor, Bukan sekedar Karnaval

5 Maret 2019   14:47 Diperbarui: 5 Maret 2019   16:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri-teatrikal Reenactor dalam rangka Peringatan Serangan Umum Jogjakarta, Minggu 3 Maret 2019 (Dokpri)

Meskipun acaranya ramai tapi Mana nilai edukasi historisnya? ini sejarah. Pewarisan pada generasi selanjutnya. jika yang digambarkan salah, maka persepsinya salah juga. Padahal sejarah membawa makna pendidikan Karakter yang harus mampu menumbuhkan nilai nasionalisme dan cinta tanah air.

Apa Istimewanya Reenactor?

Membuat event sejarah seperti  serangan Umum 1 Maret, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Jogjakarta memang melibatkan Komunitas Reenactor dari seluruh Indonesia. 

Ini sangat tepat, karena Jogja sebagai Kota Pariwisata dikunjungi oleh wisatawan manca negara. mereka meliput kegiatan tersebut dan Reenactor sebagai Penggiat sejarah sejalan dengan konsep orisinalitas sejarah yang otentik. sehingga apa yang ditampilkan sedekat mungkin sesuai dengan Tahun kejadian yang di reka ulang di jaman now. 

Boleh jadi orang yang tidak mengerti menganggap Reenactor sebagai permainan perang perangan ala anak kecil. Padahal Untuk bisa tampil sebagai Skuad Belanda dalam acara serangan Umum atau Menjadi skuad Pasukan TNI, dibutuhkan belajar sejarah, memahami alur dan literasi sejarah, memahami pakaian yang harus digunakan dan memahami senjata apa yang digunakan.

 Istimewanya, Para Reenactor ini datang secara suka rela dan tidak ada yang dibayar. Mereka datang dari seluruh pelosok negeri dengan dana pribadi. Mereka ada yang urunan secara swadaya.

Pakaian, peralatan pendukungnya dan senjata replika yang digunakan untuk impresi agar sesuai dengan bukti otentik sejarahnya diperoleh dengan perjuangan yang panjang. 

Mereka membeli sendiri atau hibah dari para pejuang jaman dulu. Kenapa Para reenactor ini bisa dan mau diajak membuat event hingga keluar kota? Padahal tak sepeserpun keuntungan dapat dipetik. 

Inilah istimewanya reenactor. Mereka mencintai sejarah sebagai hobby dan life stylenya. Mereka sangat menjunjung tinggi transformasi pesan sejarah pada generasi muda pada setiap kegiatannya.

Apakah Reenactor masih dianggap aneh? Sudah berumur masih bermain Perang perangan? Jika Kami Para Reenactor melakukan ini dengan tulus Ikhlas demi menyampaikan makna sejarah pada generasi Muda melalui kegiatan Reenactment, sekarang pertanyaannya, mana kreasimu? Mengkritik Mudah Brow.. tapi mana karya nyatamu untuk Bangsa dan Negara?

dokpri-liputan harian Kedaulatan Rakyat meliput Peringatan serangan Umum Jogjakarta, Minggu, 3 Maret 2019 (Dokpri)
dokpri-liputan harian Kedaulatan Rakyat meliput Peringatan serangan Umum Jogjakarta, Minggu, 3 Maret 2019 (Dokpri)
dokpri-Reenactor Ngalam di Benteng Vredenberg Jogjakarta
dokpri-Reenactor Ngalam di Benteng Vredenberg Jogjakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun