Membaca Karya Klasik tentang Pedesaan Indonesia dimasa lampau, telah membuahkan rasa kangen luar biasa tentang Indonesia. Lukisan diatas adalah gambaran Indah tentang Pedesaan Indonesia yang terekam dalam sebuah lukisan. Bagaimanakah gaya hidup Pedesaan Milenial, artikel berikut mencoba Mengamati Gaya Hidup di Pedesaan Dewasa ini. Semoga Bermanfaat
Anak Petani dan Negeri Agraris
Pertumbuhan Penduduk Indonesia yang semakin pesat, tidak sebanding dengan kepemilikan lahan. Karena proses Waris, sebidang tanah yang luas pada masa kakek buyut sebuah keluarga, harus dibagi kepada ahli warisnya dan tentunya bagian anak cucu akan semakin sempit.Â
Karena Tuntutan Kehidupan jaman sekarang dan hasil panen dari lahan yang semakin sempit, akhirnya tidak sebanding dan sangat mempengaruhi keminatan anak petani untuk meneruskan profesi sebagai Petani dimasa selanjutnya.Â
Padahal Indonesia adalah negeri agraris. Negerinya para petani. Namun anak anak sekarang sudah tidak ada yang minat sebagai petani. Keminatan menjadi petani, karena kepemilikan lahan sudah sangat minim, hasil panen juga minim, dijualpun tidak seberapa sehingga praktis tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar yang minimal sekalipun.Â
Bagaimana nasib anak petani di negeri agraris selanjutnya? Jika menunggu yang berwenang membuat sebuah kebijakan, tentunya anak cucu akan kelaparan karena hidup harus terus berjalan. Para anak Petani harus memilih menjadi buruh pabrik, tukang kayu dan tukang bangunan dan sekarang banyak yang menjadi ojek online.
Bagi yang usaha mandiri, apakah mereka punya modal usaha? Pinjam bankpun minim, karena jaminan ke bank dengan menyesuaikan dengan jaminan yang bisa diberikan. apa BPKB kendaraan atau sertifikat tanah.Â
Ada yang tanpa Jaminan, tapi plafon kreditnya juga rendah. Utang Bankpun juga bukan jaminan bisa membayar cicilan, karena usaha mandiri yang dipilih dan pertumbuhan pasar juga harus dicermati dengan seksama. Pola kebiasaan dari anak petani yang biasa menunggu panen datang, harus banting stir ke sektor yang lain yang membutuhkan pengetahuan dibidang usaha. apakah mereka sudah punya bekal ketrampilan khusus, atau punya keahlian dibidang yang lain?Â
Dunia pendidikan juga telah menghasilkan anak anak lulusan SMK. apakah mereka telah siap bekerja? apakah ada lowongan melimpah untuk menampung anak anak petani yang lulusan SMK? Bagaimana yang lulusan Sarjana? Banyak Hal yang bisa kita amati disekitar pedesaan kita. Â Kurang lebih seperti inilah potret kehidupan dipedesaan kita dewasa ini.
Bukan Khothil mipili jagung, tapi khothil mainan smartphone
Khothil adalah istilah bahasa jawa mipili jagung. Istilah jawa ini belum ditemukan padanan katanya yang tepat dalam bahasa Indonesia. Kurang lebih maknanya adalah melepas biji biji jagung secara manual dengan jari dari sebuah jagung. Apa ada sekarang anak anak yang mau melakukan ini? Tehnologi sudah menyediakan mesinnya.Â