Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Harus Memilih Antara Resign Malu, Tak Resign Pilu

30 Oktober 2018   16:48 Diperbarui: 1 November 2018   10:49 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ketika harus berhenti (womantalk.com)

Suasana tempatmu sudah tidak kondusif. Banyak cek cok yang tidak perlu ada disekitarmu. Apa yang harus kamu lakukan? Resign malu, ndak resign pilu. Terjepit dalam dilema. Yuk kita kupas bagaimana keluar dari dilema ini

Ini Manusia, Bukan Maneken

Sebagai manusia kamu punya perasaan. Laki-laki atau perempuan punya harga diri. Konflik selalu terjadi bila ada beberapa pribadi berkumpul dalam satu waktu dan tempat yang sama. 

Ada sosok bos yang semena-mena. Ada rekan kerja yang sok ngatur temannya. Ada yang cerewet. Ada yang senang lempar batu sembunyi tangan dan banyak perilaku yang pada intinya kamu tidak senang. 

Kantor atau apapun bentuk tempatmu bekerja, adalah tempatmu mengais rejeki dan berkarya untuk masa depanmu. Satu kata yang dibutuhkan disana: nyaman. Suasana nyaman adalah dambaan setiap orang. Ini manusia, bukan maneken. Kalau kamu mau dijadikan maneken, Yang bodoh siapa? Dipajang tanpa baju, tidak digaji dan tidak dikasih makan saja maneken itu manut dipajang di etalase toko. Lha, kamu apa mau?

Coba Beri Pendapat untuk Berubah

Suasana kerja yang tidak nyaman, akan menurunkan kualitas kinerja karyawan. Jika sudah tidak kondusif, cobalah berdialog dengan sosok pengayom yang ada di lingkup kantormu. 

Coba beri pendapat untuk sebuah usul perubahan. Bos yang memimpin kantormu juga manusia juga lho. Dia pasti punya hati dan perasaan. 

Ini sebuah demo yang halus. Bukan demo dengan segala kekerasan. Ini menyangkut menyampaikan pendapat sebagaimana dilindungi dalam Undang-Undang. Bicarakan dengan baik segala keluhanmu. Jangan tonjolkan kepentinganmu sendiri, tapi pakailah alasan demi masa depan kantor itu sendiri. 

Jika kamu demo berteriak-teriak hanya membawa nasib dirimu, kantor akan menyingkirkan kamu. Kantor tidak butuh seorang pemberontak, tapi butuh seorang loyalis yang memikirkan masa depan kemajuan kantornya.

Saat Memilih Resign

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun