Yang lebih parah, orang orang tipe ini ada disekitarmu, bahkan bisa jadi dia teman lamamu. Yang berbahaya, mereka sedang mencari mangsa. Mereka menganggu Kamu, tapi kamu karena sudah dicuci otak olehnya akan melawan kalau diingatkan. sing penting, Kamu akan mbelani dia. inilah pecitraan diri yang akan menghipnotis orang lain menuju maksud tertentunya. Misal, dia punya motivasi merusak rumah tangga orang, Merebut pacar orang lain, dan tujuan jahat lainnya.
Tobat dari kepalsuan diri
Setiap pribadi diberi kesempatan sebebas bebasnya untuk mencitrakan diri seperti apa dalam hidupnya di media sosial. Mentang mentang ini dunia maya, maka hukum di dunia nyata tidak berlaku. Menipu ya tetap menipu. Bohong ya tetap bohong.Â
Agama dan kepercayaan manapun apa menganjurkan kebohongan dan menipu pihak lain sebagai perbuatan baik? Tobatlah saudaraku, apa sih yang Kamu cari dengan berpura pura sebagai orang baik tapi kamu menipu, merusak rumah tangga orang lain, mengganggu usaha pihak lain? Bangga ya jika sebuah rumah tangga hancur oleh perbuatanmu? inilah sosok fenomenal pepatah jawa, "Wani silit, Ra wani Rai"Â artinya sang pengecut, beraninya main belakang, dia selalu lempar batu sembunyi tangan. Pura pura menolong tapi memanfaatkan.Â
Dia akan cuci tangan dari setiap akibat yang terjadi. Adu domba pihak lain, yang lain tawuran, sosok ini tepuk tangan. Jika dituntut, akan kabur melarikan diri pihak lain yang hancur akibat perbuatannya. Sungguh terlalu prilaku seperti ini. Â Tobatlah Brow..
Semoga Menginspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H