Mensosialisasikan suatu Hobby tentang kegiatan kesejarahan kepada masyarakat dan khalayak umum merupakan tantangan tersendiri bagi para pelaku komunitas.Â
Tak Kenal Maka Tak sayang adalah pepatah yang tepat untuk menggambarkan pola pikir atau mindset dari masyarakat pemerhati. Kemiripan style pakaian dari para pelaku komunitas memberikan stigma sama saja alias gebyah uyah ketika secara kulit luarnya saja sebuah komunitas dikenali hanya sebatas kostumnya saja. inilah ide awal yang menganggap kami para Reenactor hanya sebagai pemain costume perform belaka. Yuk kita belajar lebih dalam mengenali Reenactor Yuk.
COSTUME PERFORM ALA MILITARY COSPLAYER
perkembangan military cosplay/cosplay army ataupun cosplay menggunakan properti berbau militer/penegak hukum (seragam, rompi, replika senpi, dll) semakin hari semakin banyak dan berkembang sehingga semakin kabur pemahaman Masyarakat umum tentang siapa yang cosplay, siapa yang Reenactor.
 Sebenarnya military cosplay/cosplay army itu apa sich?Â
kalau dari "primbon" komunitas Cosplaysofter, bahwa military cosplay/cosplay army adalah cosplay yang diambil dari character yang menggunakan atribut atau perlengkapan militer/penegak hukum modern (maupun near future), baik itu darianime/kartun, manga/komik, game, maupun film.Â
Bukan Cosplay tapi Reenactor
Lalu jika ada pertanyaan bagaimana kalau saya memakai kostum yang sama persis dengan tentara sungguhan (contoh: tentara Jerman
perang dunia ke-2 (1939-1945), atau Pejuang Indonesia era 1945-1949 atau US Army era perang Irak (2003-2011), dll)? kalau demikian konteksnya bukan masuk ke cosplay, melainkan masuk ke historical reenactment (reka ulang sejarah), yaitu kegiatan yang hampir serupa cosplay tapi konteks dan tujuannya tidak sama. Para Pelaku Reka Ulang sejarah inilah yang kemudian disebut Reenactor. Jadi cukup jelas batasan antara military cosplay dengan Reenactor.
Costume Perform Reenactor, Tidak sembarang pakai Aktribut
Reenactor berperan sebagai military impression (impresi militer) dari kesatuan Militer atau tentara sungguhan pada era yang tercatat dalam sejarah
(contoh: tentara Jerman perang dunia ke-2 (1939-1945), atau Pejuang Indonesia era 1945-1949 atau US Army era perang Irak (2003-2011), dll).Â
Reenactor berperan sesuai style pada masa itu untuk ditampilkan era sekarang. contoh Untuk genre era pejuang Indonesia 1945-1949, menyesuaikan dengan bukti foto foto dari dokumen sejarah Yang telah banyak beredar di media modern dewasa ini. Misal ada pertanyaan, Kenapa Reenactor tidak memakai papan nama di dada sebelah kanan? Jawabnya, dalam foto sejarah era tersebut belum ada bukti pemakaian papan nama. Jika tetap dipakai disebut farb, karena tidak sesuai dengan bukti sejarah.Â
Pertanyaan pemakaian pin bendera di dada kiri kenapa tidak di dada kanan, karena bukti sejarah belum ada bukti otentik bendera dipasang di dada kanan. Pertanyaan Pemakaian bendera merah putih di lengan Kanan, hanya dipakai oleh kesatuan militer jaman now, tidak ada bukti dalam sejarah, BKR/TKR memakai bendera disebelah lengan Kanan. Untuk Pemakaian pin dan insignia, Reenactor tetap menyesuaikan bukti dalam sejarahnya. Pemakaian pin dan insignia yang berlebihan menunjukan dia bukan reenactor.Â
Beberapa Komunitas Lain dapat kita temui juga memerankan Army Cosplay dengan ditambah aktribut berupa sepeda onthel, Jeep Wllys dan motor jadul.Â
Sepanjang Ketentuan sesuai sejarah tetap dipegang teguh secara otentik dan pemakaian Insignianya tidak berlebihan, mereka masih bisa dianggap melakukan historical Reenactment, namun bila mereka costume perform dengan aktribut berlebihan dan pemasangan Insignianya berlebihan dan cenderung asal pakai maka mereka tidak punya dasar pemakaiannya sesuai bukti sejarah, Jadi mereka bukan Reenactor.Â
Jika mereka yang berlebihan itu mengaku Reenactor, maka mereka disebut Farb, karena tidak otentik dan tidak sesuai sejarahnya. Untuk Komunitas yang bukan reenactor adalah sah sah saja memakai aktribut apapun dan dipasang dimanapun karena aturannya diciptakan sendiri, Sementara Reenactor pemakaian aktibut dan seragam tidak asal pakai dan tidak dikenal istilah ngawur, tapi disesuaikan dengan kajian sejarah yang otentik dan ada buktinya
Berikut beberapa contoh foto otentiknya
Dalam Perkembangan selanjutnya, Reenactor tidak berhenti pada army historical Reenactment, tapi menjadi Life Historical Reenactment, tentang reka Ulang sejarah kehidupan.Â
Contoh, di masa perjuangan Indonesia apakah hanya ada perang? Ternyata banyak sisi humanis yang bisa diangkat menjadi pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dan cinta tanah air. Kegiatan Reenactor bisa dijadikan kegiatan destinasi wisata untuk melihat keagungan heritage masa lalu yang pernah dimiliki dalam frame kekinian
Kesimpulan, Kami Reenactor Bung, Bukan sekedar Costume Perform
mudah mudahan bermanfaat