Mohon tunggu...
Eko Wahyudi Antoro
Eko Wahyudi Antoro Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan statistik dan pendidikan

Konsultan, penulis dan pegiat lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purwadaksina

3 Oktober 2023   16:38 Diperbarui: 3 Oktober 2023   16:51 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kering kerontang di tanah penuh Tirta
Kuyub menjelma, panas dirasa
Jiwa nelangsa, tak terucap kata
Layu lunglai seakan menjelang moksa

Patuh dan taat jadi maklumat
Namun tak pernah terekam dan teringat
Jatuh tersungkur, sembah sinuwun
Tak pernah diakui dan tidak diberi ampun

Berontak makar tak memberi daya
Bergerak ingkar bukan bagian jiwa
Dentuman besar tertahan tidak keluar
Demi pemilik hati yang tak punya nalar

Tuhan ku yang maha kasih
Kuat jiwa kuatkan hati
Tidak terpana tidak tersisih
Semakin menjauh menunggu mati

Baca juga: Aku Gila

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun