Pendidikan di Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam mendorong kemajuan bangsa. Sebuah sistem pendidikan yang sesuai akan membentuk generasi muda yang unggul, berpengetahuan luas, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan haruslah menyeluruh, mencakup berbagai aspek seperti fisik, intelektual, emosional, dan spiritual.Â
Beliau meyakini bahwa pendidikan bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan akademis semata, tetapi juga melibatkan pembentukan kepribadian dan karakter individu. Dalam filosofi pendidikan yang diterapkan di "Taman Siswa," Ki Hadjar Dewantara menegaskan betapa pentingnya pendidikan yang berakar pada realitas kehidupan sehari-hari. Beliau mengusulkan agar pendidikan tidak hanya terbatas pada ruang kelas formal, namun juga melibatkan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Ki Hadjar Dewantara menyoroti urgensi dari pengajaran yang mengakui keunikannya dan memperhatikan kebutuhan individual setiap individu. Baginya, pendidik harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap setiap siswanya dan menggunakan metode pengajaran yang cocok, agar proses belajar berlangsung dengan efisien dan menyenangkan.Â
Beliau mempromosikan prinsip inklusi dalam pendidikan, yang menggarisbawahi hak setiap individu, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau kemampuan, untuk menerima pendidikan yang berkualitas. Beliau berjuang untuk memastikan hak pendidikan bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus dan yang berasal dari kelompok marginal.Â
Ki Hadjar Dewantara juga mengadvokasi kesetaraan akses pendidikan di seluruh Indonesia, menyadari adanya kesenjangan pendidikan antara kota dan desa, serta antara pulau-pulau di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, beliau mengusulkan pembangunan sekolah di daerah terpencil dan penempatan guru ke daerah-daerah yang membutuhkan.Â
Selain itu, Ki Hadjar Dewantara menyarankan pendekatan pendidikan yang berbasis budaya lokal, mengakui pentingnya mempertahankan dan menghargai budaya serta kearifan lokal dalam proses pembelajaran. Dengan mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kurikulum, diharapkan pendidikan dapat menjadi lebih relevan dan bermakna bagi siswa. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan sistem pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia terus mengalami pembaruan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus berubah. Walaupun telah ada kemajuan yang signifikan dalam bidang pendidikan di Indonesia, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Beberapa tantangan tersebut meliputi kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, ketidakmerataan dalam kualitas pendidikan, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pendidikan.Â
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, dibutuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini meliputi pengembangan kurikulum yang relevan, pelatihan guru yang berkualitas, investasi yang memadai dalam infrastruktur pendidikan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung dunia pendidikan.
Penting untuk memahami perbedaan antara mengajar dan mendidik guna meraih pemahaman yang komprehensif tentang esensi pendidikan. Mengajar merupakan proses penyampaian pengetahuan, informasi, dan keterampilan dari seorang pendidik kepada siswa. Kegiatan mengajar lebih berfokus pada aspek akademis dan keterampilan tertentu.Â
Seorang pengajar bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran, memberikan penjelasan, memfasilitasi diskusi, memberikan tugas, serta menguji pemahaman siswa. Kegiatan mengajar difokuskan pada transfer pengetahuan dan keterampilan dari guru kepada siswa. Mengajar bertujuan agar siswa memperoleh pengetahuan yang telah dipersiapkan dan disampaikan oleh guru.Â