Mohon tunggu...
Eko SumantriS
Eko SumantriS Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya dilahirkan dari keluarga sederhana pada tanggal 24 Agustus 1996 dengan nama orang tua Maman Suryaman dan Siti Rayanti. Saya memiliki satu orang kakak bernama Sumiarti. Saya tinggal di jl. Veteran Rt05 Rw02 Kel. Ciseureuh Kab. Purwakarta. Saya termasuk orang yang suka dalam keadaan sepi karena pada kondisi tersebut saya bisa berpikir lebih dalam menghasilkan suatu karya. Saya suka kegiatan berakting, bernyanyi, menulis puisi, berenang. Saya sangat suka konten atau topik yang bertema horor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasian tapi Adil? Lalu Harus seperti Apa? Keadilan dalam Pendidikan antara Ekonomi dan Absen Kehadiran

23 Juni 2022   12:47 Diperbarui: 10 Agustus 2024   21:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pendidikan dalam kondisi Covid 19 merupakan pendidikan yang mengharuskan siswa untuk menggunakan gawai dalam pembelajaran. Kondisi seperti ini membuat guru tidak dapat secara maksimal memantau siswa siswi dalam proses pembelajaran.

Siswa dituntut untuk memahami sendiri materi yang sedang diajarkan dengan keterbatasan pemahaman dari setiap siswa siswi yang berbeda satu sama lain, dengan kemampuan guru yang maksimal dan keterbatasan pemahaman mengenai teknologi terkini menjadi problem tersendiri yang menghambat proses pembelajaran menuju kata maksimal. 

Gawai, kuota, pulsa semua itu bisa didapat dengan uang, dengan sistem pembelajaran daring itu semua perlu sebagai kompenen yang dapat membuat proses pembelajaran terjadi. 

Sistem pembelajaran yang bisa dilakukan untuk siswa siswi yang mengalami hambatan Gawai, kuota, pulsa bisa mengitu luring, tetapi apa yang bisa diperbuat saat siswa luring dan daring mendapatkan hasil yang berbeda? Berbeda dalam artian siswa luring bisa mendapatkan nilai yang lebih dibanding siswa yang mengikuti daring. 

Perbedaan tersebut berdampak juga terhadap hasil yang dicapai dalam laporan hasil siswa (Rapot). Kebiasaan menunda tugas biasa dilalukan oleh siswa daring sehingga samakin lama menunda semakin menurun nilai yang akan di dapat karena merujuk terhadap asas keadilan, tetapi saat siswa daring memiliki pembelajaran kumplit untuk mengisi nilai harian tetapi telat dalam pengumpulan selalu di tanya "Mengapa dia nilainya kurang?" bagi seorang yang belum berpengalaman seperti saya asas keadilan selalu dipertimbangkan, tetapi saat keadilan diterapkan muncul suara yang berkoar koar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun