Stres pada sapi atau hewan sembelihan lainnya merupakan konsekuensi dari proses perpindahan atau pengangkutan sapi dari peternakan ke lokasi penyembelihan (Huertas et al., 2010). Beberapa upaya pencegahan stres pada sapi atau hewan sembelihan lainnya tersebut dapat dilakukan untuk meminimalkannya. Misalnya, dengan mengurangi durasi waktu pengangkutan, durasi waktu penampungan, serta durasi waktu penyerapan (withdrawal) pakan dan air; memperbaiki mutu penanganan dan kondisi truk pengangkut sapi atau hewan sembelihan lainnya (Clariget et al., 2021).
Durasi puasa sebelum penyembelihan, termasuk puasa saat pengangkutan dan puasa saat penampungan di kandang di lokasi penyembelihan atau rumah potong hewan (RPH) bagi hewan ruminansia dapat diperpanjang hingga 48 jam atau lebih (Arik dan Karaca, 2017). Biasanya durasi puasa sebelum penyembelihan sapi berkisar antara 12 hingga 24 jam (Ferguson et al., 2007). Durasi istirahat di kandang penampungan di lokasi penyembelihan atau RPH sangat bervariasi, dan dampaknya sangat bervariasi terhadap kesejahteraan hewan serta mutu karkas dan mutu daging. Hal ini merupakan salah satu aspek produksi sapi potong yang paling banyak diteliti dan didiskusikan (Daz et al., 2014).
Istirahat sebelum penyembelihan akan memungkinkan sapi untuk mengisi kembali konsentrasi glikogen otot, mengurangi dehidrasi dan penurunan berat karkas, serta pulih dari stres fisik dan emosional yang disebabkan oleh pengangkutan sapi (Liste et al., 2011).
Namun, ada peneliti lain yang melaporkan bahwa faktor lingkungan kandang penampungan di RPH yang tidak nyaman lebih cenderung meningkatkan kejadian penyembelihan sapi dengan mutu daging berwarna gelap. Hal ini karena menghambat sapi untuk beristirahat dengan nyaman atau untuk memulihkan diri dari efek kekurangan pakan dan air minum (Perez-Linares et al.. 2015).
Hal ini memberikan perbedaan terkait prosedur penelitian dan kondisi lingkungan. Oleh karenanya, sulit untuk menerapkan durasi waktu absolut bagi sapi beristirahat di kandang penampungan RPH (Liotta et al., 2007).
Dehidrasi dan/atau kekurangan pakan pada sapi dapat mempengaruhi parameter perilaku, respon fisiologis, serta mutu karkas dan mutu daging (del Campo et al., 2010).
Sapi perlu minum air untuk merehidrasi jaringan tubuh, memulihkan elektrolit dan enzim di hati dan otot, serta fungsi ginjal (Hogan et al., 2007). Sebagaimana telah disoroti oleh banyak peneliti, besarnya dampak negatif bergantung pada jenis, durasi dan intensitas pemicu stres sebelum penyembelihan; daya tahan hewan; dan kondisi lingkungan kandang sapi (Njisane dan Muschenje, 2017).
Clariget et al. (2021) telah melakukan penelitian untuk menguji hipotesis bahwa pengurangan durasi puasa sebelum penyembelihan akan menurunkan penurunan bobot, meningkatkan mutu karkas dan mutu daging serta parameter fisiologis pada sapi potong.
Clariget et al. (2021) menguji pengaruh durasi dan lokasi puasa sebelum penyembelihan yang berbeda terhadap mutu karkas dan mutu daging, serta tingkat hidrasi pada sapi potong setelah perjalanan komersial singkat (1-4 jam) di Uruguay. Hidrasi adalah kemampuan tubuh sapi untuk menyerap air sebagai cairan vital yang dibutuhkan tubuh.
Durasi puasa sebelum penyembelihan mempengaruhi parameter darah terkait stres dan metabolisme, penurunan bobot hidup dan bobot karkas serta berdampak pada mutu daging sapi (Clariget et al., 2021). Mereka telah melakukan penelitian di Uruguay dengan sampel sebanyak 1.100 ekor sapi jantan dan betina jenis Angus, Hereford dan persilangannya, baik yang dipelihara dengan sistem feedlot ataupun di padang rumput berumur rata-rata 2,5 tahun atau 30 bulan dan bobot hidupnya rata-rata 534,6 kg.