Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Suka traveling, kuliner, baca buku/menulis dan jogging..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melawan Lupa Kota Cirebon, "Nasi Jamblang" yang Tak Terlupakan

11 November 2024   13:18 Diperbarui: 11 November 2024   13:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi jamblang Cirebon (Sumber: freepik.com)

Berkunjung Ke Kota Cirebon mengingatkan kembali kuliner  khas "Nasi Jamblang"  dan tempat wisata

Oleh: Eko Setyo Budi

Kota Cirebon disebut kota udang atau juga dikenal kota wali dikenal sejak dulu oleh masyarakat Cirebon. Yang menarik julukan Cirebon sebagai "Kota Udang " karena teringat dengan kota kelahiranku Sidoarjo merupakan penghasil bandeng dan udang terbesar di Jawa Timur. 

Oleh karena itu, lambang pemerintahan Kabupaten Sidoarjo bergambar bandeng dan udang yang berhadapan membentuk huruf "S" adalah huruf awal penyebutan Sidoarjo yaitu "S". Kemiripan yang sama dengan kota Cirebon yakni merupakan kota pesisir dan penghasil udang.

Kota Cirebon dijuluki "Kota Udang" karena merupakan kota pesisir terkenal sebagai penghasil udang rebon. Julukan ini berasal dari nama kota Cirebon sendiri yang merupakan singkatan dari dua kata, yaitu "Ci" dan "Rebon".

Dalam bahasa Sunda , "ci" atau "cai" berarti air, sedangkan "rebon" berarti udang. Sedangkan Sidoarjo kota kelahiranku penghasil udang diproduksi sebagian besar untuk ekspor, dan sebagian diolah menjadi krupuk udang dan petis udang. Olahan petis udang yang menjadi ciri khas Sidoarjo disebut juga sebagai "Kota Petis".

Bagi saya kota Cirebon memiliki arti tersendiri. Ketika datang ke Kota Cirebon pertama kali waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata) pada tahun 1985, sudah membayangkan seperti kota Sidoarjo terletak dekat pantai dan udaranya panas. KKN selama satu semester yang saya jalani seperti dikampungku sendiri posisi kota dan cuacanya mirip dengan kotaku.  

Selama KKN di Kota Cirebon banyak pengalaman yang diperoleh sangat berharga bagiku selama praktek di Kantor DLLAJR Kotamadya Cirebon. Selama itu saya bisa belajar mengikuti cara kerja karyawan sesuai tupoksinya. Di sisi lain, saya bisa kombinasikan dengan menerapkan ilmu transportasi selama dikampus/asrama mengikuti Pendidikan dan Laithan Ahli LLAJR Bekasi. 

Saya bisa mempraktekkan dilapangan seperti survey angkutan penumpang umum, survey angkutan barang, survey arus lalu lintas dan pendataan fasilitas lalu lintas serta kinerja pelayanan perizinan, pengujian kendaraan bermotor. Kegiatan survey tersebut dilakukan bersama dengan teman-teman dengan membagi tugas agar target data lapangan tercover semua. Tim KKN ini berjumlah 6 orang masing-masing sudah memiliki judul skripsi sesuai dengan arahan dosen pembimbing. 

Saya datang lagi ke Cirebon hampir tiga dekade ini tidak pernah ke sana, naik kereta api berangkat malam hari dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Tiba di Stasiun Prujakan, Cirebon, pagi hari jelang subuh. Tak berlansung lama saya menuju pintu keluar. Di pintu keluar stasiun terlihat temanku sudah menunggu jemputku. Saya mengucapkan salam dan dibalas dengan salam sambil berpelukan erat dengan sahabat lama yang lama jarang berjumpa. 

Selanjutnya menuju ke masjid menjalankan ibadah salat subuh berjamaah. Ketika sampai di masjid tepat azan subuh, langsung turun dari mobil menuju tempat wudhu. Alhamdulillah telah menunaikan ibadah salat subuh berjamaah di Masjid At-Taqwa yang megah ini. Saya melihat sepintas Masjid Agung At-Taqwa Cirebon  arsitektur bangunan masjid cukup modern, didalam gedung   dan disekitar bangunan masjid banyak terpampang ornamen-ornamen yang indah, taman-taman tertata rapi dihiasi sorotan lampu yang masih menyala terlihat asri menyejukkan mata. Ketika langit terlihat sedikit terang keputihan yang sebentar lagi matahari muncul bersinar, berlanjut  untuk makan bubur ayam di warung dekat kantor Walikota. Sepertinya warung bubur ini terkenal karena pagi-pagi pengunjung mulai ramai berdatangan makan ditempat atau dibungkus dibawa pulang. Setelah matahari terbit dari timur terang bersinar, lalu dilanjutkan ziarah ke makam Syarif Hidayatullah yang dikenal Sunan Gunung Jati penyebar agama Islam di bumi Pasundan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun