Setelah ziarah, pagi hari udara masih segar lanjut sarapan pagi lagi yaitu  makan  "Nasi Jamblang" yang mengingatkanku kuliner ini  paling kusuka waktu KKN di Cirebon. Sayangnya waktu ke resto/warung nasi jamblang "Bu Nur" yang terkenal di Kota Cirebon belum buka. Karena tak tahan ingin sekali makan nasi jamblang, maka tanya kepada seseorang juru parkir di situ minta ditunjukkan tempat jualan nasi jamblang yang sudah buka, lalu ditunjukkan yang paling dekat. Berkendara dengan mobil sekitar 15 menit didapatlah warung nasi jamblang yang dituju, lokasinya masuk jalan kecil kampung (perumahan) yang jaraknya tidak jauh sekitar  20 meter.  Penjual nasi jambalang seorang perempuan setengah baya duduk  di emperan pos jaga perumahan, cukup sibuk melayani pembeli nasi jamblang. Â
Kami pun dengan sabar menunggu antrian, pesan sambil memilih bermacam menu tersedia seperti telur dadar/telur goreng, tahu tempe, empal daging, ikan asin, sambal goreng, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur burung puyuh masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, cumi-cumi, juga ada sambal dan kerupuk. Saya begitu bersemangat melihat bermacam-macam ikan. Sebungkus nasi jamblang kulalap habis. Karena merasa kurang, saya menambah lagi sebungkus nasi jamblang, tambah sate kentang, ikan asin, perkedel. Ini betul-betul puas menikmatinya nasi jamblang duduk lelehan santai depan pintu pos kamling.
Dulu tempat indekos saya dan teman-teman seingatku di Kedawung dekat ujung jalan By Pass, dan di sana ada sebuah Pom Bensin (BBM). Pertimbangan indekos di sana karena dekat dengan kantor DLLAJR Kotamadya Cirebon. Jadi kalau ke kantor sebagai tempat KKN cukup jalan kaki.
Selama hampir empat bulan di Cirebon, yang paling kuingat tempat santai di malam hari ketika ngopi dan makan nasi jamblang di pinggir jalan (trotoar) dekat Pom Bensin (BBM) Â Jl. By Pass. Pom Bensin ini tidak jauh dari tempat indekosku. Jadi hanya jalan kaki sebentar sudah sampai tempat nasi jamblang itu. Â
Nasi jamblang yang menu ikan disajikan di atas wadah besek bundar cukup lebar, berisikan macam-macam ikan dalam wadah daun pisang tersendiri. Sedangkan nasinya yang terbungkus daun jati ditaruh dikeranjang disamping kanan penjualnya. Â Nasi jamblang di tempat itu menjadi langgananku dan teman-teman, bila santai di malam hari sampai pukul 22.00 WIB. Warung ini menjadi tempat favoritku untuk melepas lelah setelah survey lapangan
Berupaya Mengingat Kembali Kota Cirebon
Tanpa istirahat dirumah sahabatku, setelah sarapan bubur di pagi itu langsung menuju Makam Sunan Gunung Jati. Waktu KKN saya belum sempat berziarah ke makam Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung Jati, dan di waktu itu saya hanya lewat jalan raya melaluinya begitu saja, dan belum ada niat sama sekali ziarah ke makam Sunan Gunung Jati Cirebon. Â Â
Sungguh kaget ketika saya berkunjung ke kota Cirebon di tahun 2024 ini banyak sekali perubahan/perkembangan kota Cirebon sangat luar biasa dibanding waktu saya KKN di tahun 1985 atau 39 tahun silam. Sayangnya saya hanya 2 (dua) hari keliling kota Cirebon atau napak tilas sekilas yang kuingat-ingat saja. Jadi, semalam menginap di rumah sahabatku dirasakan sangat kurang dari cukup. Mungkin seminggu di kota Cirebon saya bisa mengingat-ingat kembali di masa lalu termasuk obyek wisata yang pernah saya kunjungi seperti Gua Sunyaragi.