Kalau kita menganggap hidup ini hanya berdasarkan  kalkulasi akal kita saja, mungkin hari ini sudah putus asa.  Orang jika selalu sedih, murung, merasa tidak berdaya, marah, kecewa terus-terusan. Dia lupa bahwa dia punya Allah SWT. Mungkin kamu yang sedang galau kamu lupa bahwa kamu punya Allah. Jangan putus asa. Jangan dikira saat meleset target hidupmu kamu merasa hidupmu hancur dan segera berakhir.  Kamu bisa buat target yang baru lagi. Masih ada Allah. Yang baru boleh jadi, jangan-jangan lebih bagus daripada apa yang telah kalian raih. Contoh di dalam al-qur'an ada kisah  Sayyida Maryam ibunda Nabi Isa as. Yang sejak dalam kandungan ibundanya sudah bernazar bahwa akan mendedikasikan beliau untuk Allah saja. Hidupnya memang selalu dijamin oleh Allah. Makanan selalu datang dari langit. Tidak milih musim, makanan musim dingin pun bisa dihadirkan saat musim panas, begitu sebaliknya. Itu karomah Maryam. Sampai Nabi Zakaria (paman) terheran "ini makanan dari mana". Atau Ashabul Kahfi karena keistiqamahannya dengan keimannya sampai dikejar-kejar, sembunyi di goa sampai 309 tahun. Setelah bangun pun masih tetap muda. Itulah karomah dari Allah. Atau, kisah menterinya  Nabi Sulaiman yang mampu menghadirkan singgasana ratu Balqis hanya sekejap mata. Ini merupakan anugerah Allah pada orang-orang yang disayangi. Dan masih banyak cerita-cerita lainnya. Itulah karomah yang Allah karuniakan kepada orang-orang sholeh terdahulu.
Beberapa tanda-tanda Karomah:
- Yang menerima adalah orang sholeh. Bukan berarti kita tidak sholeh tapi jika untuk kita disebut ma'unah. Tapi kalau itu karomah, sudah pasti itu orang sholeh. Karomah itu hanya untuk wali  Allah. Jadi,  dia harus orang sholeh.
- Bukan sesuatu yang diminta. Tidak secara khusus melatih diri tapi ini incidental diberi langsung  oleh Allah. Bisa jadi, mereka yang latihan kekebalan diri itu ada tapi namanya bukan karomah. Karomah itu sesuai kebutuhan saja ketika saat itu butuh oleh Allah langsung kasih.
- Tidak bisa dipamerkan/disombongkan. Seperti nabi Musa as saat tongkatnya membelah laut itu kan incidental saat itu nabi Musa diberi petunjuk untuk memukulkan tongkatnya. Jadi semua itu prerogatif Nya Allah kapan, dimana, seperti apa. Bukan karena latihan atau karena riyadhoh meminta kepada Allah. Karomah itu sepenuhnya anugerah Allah. Ketika Allah menganggap kekasihnya itu butuh maka akan diberikan. Makanya tidak bisa dipamerkan.
Apa maksud Allah menganugerahkan karomah.
- Meningkatkan kemantapan  keimanan kepada Allah swt. Allah itu Maha Kuasa atas segalanya.
- Menambah percaya  orang kepada para wali Allah. Sehingga ketika para wali dakwah mudah diterima. Menjadi sarana orang tambah percaya. Banyak kisah para wali songo bagaimana menyebarkan agama Islam di tanah jawa. Tidak sedikit masyarakat jawa mempercayai hal-hal yang berbau mistik.  Â
- Penegasan bagi wali tentang maqamnya dan tuntutan untuk istiqomah. Karomah merupakan nikmat sekaligus ujian.
Ada 2 jenis karomah:
- Karomah hisiyyah yaitu karomah yang dapat disaksikan oleh orang-orang awam. Kejadian luar biasa yang bersifat indrawi. Â Contohnya: mengetahui isi hati seseorang, memberitahukan sesuatu yang sudah terjadi atau akan terjadi, kemampuan berjalan diatas air, memperpendek jarak perjalanan, dikabulkan doa dalam waktu dekat.
- Karomah Ma'nawiyah yaitu karomah yang tidak dimengerti oleh orang-orang awam. Namun karomah ini hanya dipahami dan dirasakan oleh orang-orang khusus saja. Contohnya: perilaku istiqamah untuk menjalankan adab-adab syariat, memiliki akhlak yang terpuji, bergegas dalam kebaikan, hatinya disucikan yang dari sifat-sifat tidak terpuji seperti sifat iri, benci, buruk sangka.
Terkadang Allah memberikan karomah kepada orang yang belum sempurna istiqamahnya. Inilah namanya ujian sehingga harus hati-hati. Ketika baru semangat beribadah, kemudian setiap perkataan dan permohonan kita terkabul, jangan sampai berhenti beribadah. Jangan berhenti  beribadah, ya memang Allah memberikan itu sebagai ujian. Kalau diuji dengan kesulitan mungkin kita waspada, tapi diuji dengan anugrah kita lupa. Kita merasa tinggi, padahal kita belum apa-apa. Padahal saya tidak banyak berdoa tapi diluluskan ujiannya. Temen saya yang belajar giat, rajin puasa, rajin sholat malam, malah tidak lulus ujian. Kariernya mentok. Bangga dengan kebaikan-kebaikan sendiri. Anugrah yang diberikan Allah mungkin hanya ujian dari Allah. Kamu diberi nikmat masih ingin dekat dengan Allah atau tidak.
Menurut Syekh Atha'illah terkadang karomah diberikan kepada seorang yang belum sempurna istiqamahnya. Maka seorang murid itu seharusnya tidak mengharap karomah. Jangan jadikan karomah sebagai target cita-cita dan jangan tertipu munculnya karomah pada diri kita. Keistimewaan yang diberikan pada murid yang belum sempurna istiqamahnya, bisa jadi hanya ma'unah atau bahkan istidraj. Karena hakikat karomah itu istiqamah. Saya belum istiqamah kok dapat anugerah luar biasa jangan-jangan itu istidraj. Sama seperti Abdul Qadir Al-Jailani, Ketika shalat tahajud mendengar suara " wahai Abdul Qadir sudah tuntas ibadahmu, kamu boleh tidak ibadah lagi. Sudah selesai??. " untungnya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani fokusnya hanya Allah saja. Diperintahkan tidak ibadah itu kan sama saja disuruh menjauh dari Allah. Sehingga dia tidak mau.
 Jadi untuk temen-temen yang sedang melakukan hijrah mendekat kepada Allah, kalau diawal-awal mendapat banyak sekali anugrah yang luar biasa "pak saya baru saja melaksanakan puasa Senin-Kamis tetapi sudah mendapat anugrah luar biasa" kita harus hati-hati jangan tertipu disitu. Jangan-jangan itu ujian dari Allah untuk melanjutkan perjalanan. Teruslah beribadah karena Allah swt. Anugrah terindah sesungguhnya, ketika kita selalu bersama Allah swt, baik dalam suka maupun duka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H