Menimba ilmu itu sangat penting sampai akhir hayat. Untuk kepentingan dunia atau pun akhirat. Dan untuk menuntut ilmu memang perlu berguru pada orang lain. Itu hukum alam sosial, saat manusia hidup di bumi ini. Ada saatnya seseorang masih minim dengan ilmu pengetahuan, yang pada prosesnya belajar pada sang guru untuk mengisi ilmunya ke dalam dirinya. Namun di saat ilmu-ilmu dari orang-orang tersebut sudah tertransfer dan dirasa didapat semuanya. Rasannya ingin meraup sebanyak-banyaknya untuk lebih penambahan lagi.
Bagaimana jika orang-orang yang dikenal dirasa sudah biasa-biasa saja untuk dicopy ilmunya. Saya rasa itu pasti pernah dirasakan beberapa orang yang hidup di bumi ini. Dan dia malah seakan menjadi acuan orang-orang disekitarnya untuk dimintai nasehat atau mengajari mereka. Maka guru yang paling nyata untuk gurunya orang yang dituakan itu adalah alam Bumi. Saya yakin, alam ini adalah guru juga. Dengan melihat kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita, apa yang kita lihat, temui dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari itu juga guru pribadi kita semua. Dan hal yang paling nyata dan berharga dari alam Bumi atas ilmunya yang akan diturunkan ke seseorang dominan melalui penderitaan, keprihatinan, kesabaran dan kesungguhan serta juga doa.
Berguru pada sang maha guru Bumi. Itulah hal yang semestinya dilakukan bagi seseorang, di saat dalam isi kepalanya sudah mencep-mencep. Berlebihankah jika saya menyatakan bahwa Bumi itu sangat Super Jenius, dia dapat dijadikan guru terhebat kita. Tidak perlu mendaftar dengan nominal tinggi, semisal 100 juta atau pun 1 milyar. Tidak perlu uang sumbangan juga. Cukup dengan kesungguhan dari diri sendiri sudah dapat secara resmi menjadi muridnya. Coba bayangkan Bumi yang berbentuk bulat. Adakah di dunia ini yang memiliki kepala melebihi volume Bumi. Pasti tidakkan. Dan jika kita pernah baca pemilik orang tercerdas di dunia dengan “ sistem IQ” tertinggi sampai pada angka 250 an, itu masih kalah jauh dengan “sistem IQ” sang Bumi. Mungkin jika ditafsir “sistem IQ Bumi” berada pada kisaran 100 ribuan. Dan yang menandingi “sistem IQ” ini, hanyalah dia “ sistem IQ” si Galaksi Bima Sakti. Sehingga jika melihat manusia belum ada apa-apanya sekali.
Jangan ragu untuk berguru pada sang Bumi. Karena sang Bumi itu benar-benar super jenius. Dia bergerak nyata pada orbitnya. Tanah dan air adalah kulitnya. Tsunami hanya keringatnya saja, efek menyesuaikan diri dengan tulang-tulangnya/lempeng tektonik akibat inti panas Bumi di dalamnya. Dan itu pun untuk kesehatan Bumi yang kita tinggali juga. Atmosfir adalah jubah pelindungnya. Jika manusia sampai merobeknya. Sang Bumi tidak akan tinggal diam dengan panasnya. Jika engkau melukai dengan membabi buta tanah, hutan dan air. Dia tahu cara berbicaranya dengan bahasa yang bagaimana.
Akhir kata, sungguh Bumi itu “Sistem Super Jenius” yang dapat digunakan bermacam-macam kebutuhan untuk umat manusia”. Termasuk sebagai guru lain nyata umat manusia. Semoga saya tidak berlebihan jika sang Bumi itu juga prajurit setianya Sang Penguasa Jagad Semesta. Dialah Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H