Rabu kemarin (16/10/2013), puluhan orang yang mengklaim dirinya sebagai Parlemen Nasional West Papua (PNWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar aksi unjuk rasa di depan museum Taman Budaya, Waena, Jayapura. Di sela-sela aksi, Buchtar Tabuni selaku penanggungjawab kegiatan, mengatakan kepada wartawan bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan PNWP dan KNPB itu untuk memperingati HUT International Parlementary for West Papua (IPWP) ke-5 yang jatuh pada tanggal 15 Oktober 2013, serta menyambut hasil pidato Perdana Menteri (PM) Vanuatu) dalam Sidang Majelis Umum PBB di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
[caption id="attachment_285615" align="alignnone" width="300" caption="Aksi demo PNWP-KNPB di Papua (Rabu, 16/10/2013)"][/caption]
Menurut saya, ada hal menarik dari hubungan antara PNWP dan KNPB dengan IPWP. Di satu sisi, PNWP dan KNPB sangat mengagung-agungkan IPWP, namun di sisi lain, IPWP sepertinya acuh terhadap perjuangan PNWP maupun KNPB. Bahkan, situs resmi IPWP sama sekali tidak menampilkan kegiatan yang dilakukan PNWP dan KNPB kemarin. Padahal, setiap IPWP akan atau telah melakukan kegiatan, PNWP dan KNPB selalu melakukan sosialisasi di Papua, namun mengapa IPWP tidak mensosialisasikan kegiatan IPWP dan KNPB ke internasional ?
[caption id="attachment_285614" align="alignnone" width="300" caption="IPWP.ORG"]
Dari sini timbul pertanyaan, pihak mana yang lebih diuntungkan dari hubungan antara PNWP-KNPB dan IPWP ? Sepertinya, IPWP mendapatkan keuntungan lebih besar dibanding PNWP-KNPB, karena nama IPWP menjadi lebih dikenal dunia dibanding nama PNWP-KNPB. Masyarakat internasional menjadi lebih menyoroti prestasi IPWP dalam memperjuangkan cliennya dibanding menyoroti perjuangan PNWP-KNPB. Bahkan dengan sikap IPWP seperti itu, pokok persoalan yang dihadapi rakyat Papua Barat menjadi bias di mata internasional. Buchtar Tabuni selaku komandan PNWP dan mantan komandan KNPB, seharusnya bertanya kepada para bidan IPWP seperti Melinda Janki (Pengacara HAM Internasional), Andrew Smith MP (Inggris), Lord Harries (Inggris), Hon Lembit Opik MP (Inggris), Lord Avebury (Inggris), Benny Wenda (Pemimpin Kemerdekaan Papua Barat), Powes Parkop (Gubernur Port Moresby, PNG) Carcasses Moana Kalosil MP (Vanuatu) dan Carmel Budiarjo (NGO TAPOL), mengapa kegiatan PNWP dan KNPB tidak masuk dalam situs resmi IPWP ?
[caption id="attachment_285618" align="alignnone" width="300" caption="Aksi demo PNWP-KNPB di Papua (Rabu, 16/10/2013)"]
Perkiraan ini sepertinya bukan monopoli saya sendiri, karena jika dilihat dari jumlah peserta yang ikut aksi PNWP-KNPB kemarin, tampak sekali rendahnya antusiasme masyarakat Papua Barat terhadap kegiatan PNWP-KNPB. Beberapa orang yang pernah menjadi anggota KNPB mengatakan bahwa mereka kesal dengan para pengurusnya yang hanya menjadi juru bicara orang asing di negerinya sendiri. Jika PNWP dan KNPB ingin mendapatkan banyak dukungan dari rakyat Papua Barat, segera ganti para pengurusnya !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H