Sebenarnya tak ada yang salah dengan senja. Semburat jingga yang selalu mengingatkanku akan garis senyummu. Disana kita pernah merajut semua janji untuk bersatu. Menguntai satu doa dalam satu waktu.
Ku kira doa yang pernah kita panjatkan dulu, tak pernah ada kata kadaluarsa. Tapi nyatanya kau hempas begitu saja dan melupa dengan mudahnya. Apakah sebercanda itu kamu memainkan rasa ? Pernahkah kau merasa bersalah pada segalanya ? Atau aku hanya harapan yang tak pernah diberi kesempatan ?
Pernah termiliki tapi tak pernah merasa dimiliki. Berjuang tapi tak pernah diperjuangkan.
Aku yang berusaha menghapusmu penuh dari semua sisi. Jejakmu, bayangmu, hingga semua tentang harapanku yang tak pernah tertuju. Diantara dua senja, aku pernah berdoa untuk kembalimu seperti semula. Namun kini diantara dua senja yang berlalu sekian lamanya, aku telah menghapusmu penuh dalam memoryku. Dan aku mencoba , melangkah bersama ingatanku tanpamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H