Badai baru saja tiba
Kami harap-harap cemas
Sebab badai membunuh siapa saja
Tidak peduli dia kaya atau papa
Tidak peduli dia kanak atau dewasa
Tidak peduli dia suci atau pendosa
Badai membangkitkan musuh dalam diri kami
Suatu hari kami mesti saling berjarak
Hingga tak ada lagi rasa penting kecuali curiga
Sementara kami akan jauh dari tawa dan bahagia, kecuali tersisa rasa sedih dan takut belaka
Tiada hari baik untuk bertemu dan bercerita, selain saling menatap dari kejauhan
Ada rumah yang masih hidup dapurnya mana kala mereka bersembunyi dan berbincang hangat di ruang tamu, sebagian lagi berperang dengan badai demi mencari sepiring nasi untuk hidup esok
Ada gedung yang beristirahat sebentar, sementara yang lainnya terus hidup
Ada yang mampu berhenti, tapi ada yang terus menghadapi
Kini Tuhan harus kesusahan bertamu dari rumah ke rumah, tiada lagi absen dalam satu ruangan
Badai pertama datang malam-malam sekali,
Terangnya belum juga nampak sampai hari ini
Sedangkan para pemilik cahaya sedang bersembunyi, sedikit saja yang mau berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H