Mohon tunggu...
Eka Nawa Dwi Sapta
Eka Nawa Dwi Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Penulis lepas, pelahap buku, pencinta dongeng. Menulis apa pun yang sedang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Berhenti "Curhat" di Medsos

2 Januari 2020   14:34 Diperbarui: 2 Januari 2020   14:41 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curhat di medsos via Pixabay.com

Ketika menghadapi masalah, seseorang pasti membutuhkan tindakan untuk melampiaskan keluh-kesahnya. Entah melalui curhat secara langsung atau menuliskannya menjadi semacam diari. 

Bicara tentang menulis, ada banyak orang yang berani menuliskan kisah nyata hidup secara terang-terangan di media sosial. Mereka yang menulis kisah pribadi ini tak jarang mendapatkan banyak respond positif dan dukungan dari orang-orang yang membaca kisahnya.

Inilah yang coba dilakukan oleh NJ (nama inisial). Ia mencurahkan kisah hidupnya dalam bentuk cerbung berjudul "Dzalim Saudara Kandungku Menyebabkan Aku Terpaksa Memilih Riba". 

Tulisan pertama yang ia bagikan dalam grup kepenulisan mendadak viral, bahkan telah disukai lebih dari 2.000 orang, dikomentari sampai 6.000 kali, dan dibagikan lebih dari 1.000 kali oleh pembaca.

Prestasi? 
Mendapat reaksi sebesar itu sebenarnya adalah pencapaian yang luar biasa bagi seorang penulis pemula. Namun, usai saya telisik ternyata tanggapan sebesar itu hampir semuanya adalah kecaman dan hujatan dari pembaca yang merasa penulis bermain playing victim. Mengapa isi tulisan yang membuat orang geram dan menghujat si penulis?

Dalam episode pertamanya, sang pembuat cerita, NJ memberi label bahwa ini adalah kisah nyata. Tentang keterpaksaan dirinya meminjam uang di bank, menurutnya itu perbuatan riba. Alasan ia berutang ke bank karena sang kakak tidak mau meminjamkan uang lagi untuk kebutuhan anak-anaknya kuliah.

Sang kakak tidak meminjamkan uang lagi karena sang adiknya (si penulis) dua tahun sebelumnya meminjam uang 10 juta, lalu 20 juta, dan kali ini ingin meminjam 40 juta. 

Dalam narasi yang dibuat, sang adik menggambarkan bahwa kakaknya seolah-olah pelit dan sombong karena tidak mau mengutangi dirinya uang yang "hanya" 40 juta.  Malahan kakaknya itu memberikan uang dua juta secara cuma-cuma dan melunaskan semua hutang si adik, asalkan si adik jangan datang lagi ke rumah untuk berhutang padanya.

NJ kemudian menulis dua episode lagi, yang melanjutkan fakta keburukan kakak di mata seorang adik. Seperti misalnya sang kakak mendidik ia dengan keras lantaran ayah mereka pemabuk dan tak mengurus keluarga. 

Kisah sang kakak yang menipu bekas mahasiswanya, demi bisa menikahkan si NJ yang dihamili orang tak dikenal sewaktu kabur dari rumah, dan beberapa kisah kesombongan sang kakak dinilai riya dan pamer harta.

Inti dari cerita yang ia buat adalah menyudutkan kakak kandungnya sendiri dalam bentuk narasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun