Mohon tunggu...
Ekiarya galih
Ekiarya galih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Krisis Ekonomi yang Tak Kunjung Reda di Argentina

14 Juli 2022   21:04 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:29 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan, apabila program vaksinasi terus digencarkan dan semua warga dapat menerapkan protokol kesehatan, maka negara tersebut akan mencapai kemajuan yang berkelanjutan dan progresif.

Jaminan dari presiden Argentina sendiri kepada rakyatnya, yaitu Argentina dapat melalui krisis ekonomi ini dan akan segera keluar. Di samping itu, lapangan pekerjaan juga akan terbuka lebar dan pendapatan warga akan kembali meningkat di masa mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh presiden Argentina sendiri, walaupun belum tahu pasti kapan yang dimaksud masa yang akan datang tersebut.

Dari peristiwa aksi protes di negara Argentina pada bulan Agustus 2021 yang terjadi di beberapa kota besar negara tersebut, dapat dikatakan bahwa dengan adanya pandemi covid-19 masalah perekonomian di Argentina semakin mengalami kesulitan.

Tidak jauh dari peristiwa aksi protes ini, kembali terjadi lagi demo oleh ribuan warga Argentina yang menuntut perbaikan ekonomi. Peristiwa ini terjadi di ibu kota negara Argentina, yakni Buenos Aires pada bulan September 2021. 

Hingga peristiwa ini terjadi pun, masalah perekonomian di negara Argentina belum juga teratasi dengan baik. Dibuktikan dengan jumlah angka pengangguran dan kemiskinan serta inflasi di negara tersebut terus meningkat.

Peristiwa unjuk rasa ini terjadi saat koalisi pemerintahan Presiden Alberto Fernandez mengalami kekalahan yang cukup menyesakkan dalam pemilihan umum awal menjelang pemilihan parlemen di bulan November. Hasil pemilihan umum tersebut mengancam jumlah mayoritas senat berkuasa di koalisi pemerintah.

Para kelas pekerja di negara Argentina berunjuk rasa atas dasar ingin menuntut pekerjaan dan mendapatkan peningkatan subsidi pangan di tengah krisis ekonomi yang tak kunjung usai. Di samping itu, keadaan perekonomian semakin diperparah dengan adanya pandemi covid-19. Berdasarkan data negara tersebut, krisis ekonomi ini telah menyebabkan 42% dari total populasi penduduk sebesar 45 juta berada dalam kemiskinan.

"Saya tidak mendukung atau pun menentang pemerintah, kami hanya ingin bekerja dan pabrik beroperasi", ungkap seorang warga yang turut ikut berunjuk rasa bernama Gisela yang merupakan ibu dari tiga orang anak saat di wawancarai oleh AFP. 

Ungkapan rakyat tersebut tentunya menjadi koerksi bagi para birokrasi pemerintahan di negara Argentina untuk lebih cepat dalam menangani dan mengambil langkah tepat sebagai bentuk perlindungan terhadap rakyat akibat krisis ekonomi yang terjadi di tengah pandemi yang melanda.

Sejak Argentina dilanda resesi pada tahun 2018, dimana saat itu Argentina menduduki salah satu negara yang memiliki tingkat inflasi tertinggi di dunia. Berdasarkan data yang diperoleh sebesar 32% dari bulan Januari hingga Agustus dengan hutang sebesar US$ 44 miliar kepada Dana Moneter Internasional (IMF). 

Dalam posisi tersebut Argentina harus membayar sejumlah US$ 1,9 miliar dari hutang sebanyak dua kali dalam jangka waktu beberapa bulan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun