Dewasa ini penerapan reaktualisasi pancasila dikalangan generasi muda sudah mulai menurun. Yang mana hal tersebut tentunya menjadi sebuah masalah yang harus segera ditangani. Reaktualisasi Pancasila dapat dikaitkan dengan teori dari Wilhelm Dilthey seorang filosof Jerman yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang hermeneutika, filosofi sejarah, dan ilmu sosial. Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah pengembangan konsep hermeneutika dan Verstehen (pengertian), yang merupakan landasan penting dalam memahami makna dan interpretasi budaya, karya sastra, dan tindakan manusia. Hermeneutika, menurut Dilthey, bukan hanya metode penafsiran, tetapi juga sebuah pendekatan filosofis yang melibatkan pemahaman mendalam tentang konteks sejarah, budaya, dan individualitas dalam karya atau teks.
Konsep ini memiliki aplikasi yang luas, terutama dalam studi sastra, sejarah, sosiologi, antropologi, dan bahkan ilmu psikologi. Konsep hermeneutika telah membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai aspek budaya, seperti sastra, seni, bahasa, dan tindakan manusia dalam berbagai konteks. Hal ini juga telah mendukung pengembangan metode penelitian kualitatif dalam ilmu sosial, di mana interpretasi dan pemahaman subjek menjadi kunci dalam mengungkap fenomena sosial yang kompleks.Â
Selain hermeneutika, filosofi sejarah adalah bagian penting dari pemikiran Dilthey. Dia menekankan pentingnya memahami sejarah dalam konteksnya sendiri, sebagai upaya untuk merasionalisasi dan memahami pengalaman manusia sepanjang waktu. Dalam konsep ini, Dilthey memandang sejarah sebagai suatu kategori yang hanya dapat dipahami melalui "pengertian" (Verstehen) yang mendalam. Filosofi sejarah Dilthey telah memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang validitas narasi sejarah, penafsiran fakta sejarah, dan peran filsafat dalam menggambarkan perjalanan manusia dalam sejarah.
Dalam kaitannya dengan isu-isu tersebut, perdebatan yang terus berlanjut adalah tentang subjektivitas dan objektivitas dalam ilmu sosial dan humaniora. Pemikiran Dilthey menekankan peran penting pengalaman pribadi (subjektivitas) dalam memahami dunia. Namun, ia juga mengakui pentingnya objektivitas, yaitu pemahaman tentang realitas di luar diri kita. Dalam konteks ini, pertanyaan muncul tentang sejauh mana penelitian ilmiah dapat benar-benar objektif dalam menghadapi aspek subjektif manusia. Ini menjadi isu yang terus diperdebatkan dalam disiplin ilmu sosial, terutama dalam konteks penelitian dan analisis data.
Terlepas dari itu, ada juga perdebatan yang relevan antara naturalisme dan humanisme. Naturalisme adalah pendekatan ilmiah yang mendasarkan penelitian pada aspek fisik atau alamiah dari realitas manusia, seperti neurosains, biologi sosial, dan teori evolusi. Di sisi lain, pendekatan humanis menekankan aspek budaya, sejarah, dan interpretatif dalam pemahaman manusia. Perdebatan ini muncul dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk psikologi, sosiologi, dan antropologi. Konsep Dilthey tentang pengertian dan penerapan hermeneutika dalam berbagai disiplin ilmu telah memungkinkan integrasi aspek humanis dalam penelitian dan analisis, yang membantu menjembatani divisi antara naturalisme dan humanisme.
Selain isu-isu yang telah dibahas, pemikiran Wilhelm Dilthey juga memiliki relevansi dalam pemahaman tentang konstruksi pengetahuan, sejarah pemikiran, dan filosofi budaya. Pemikirannya telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan teori pengetahuan dan analisis budaya, dan masih menjadi sumber inspirasi dalam berbagai disiplin ilmu.
Dengan demikian, pemikiran Wilhelm Dilthey memiliki dampak yang luas dalam berbagai isu ilmu sosial, humaniora, dan filsafat. Pemahaman mendalam tentang konsep-konsep seperti hermeneutika, filosofi sejarah, subjektivitas dan objektivitas, serta perdebatan antara naturalisme dan humanisme merupakan aset penting dalam pemahaman intelektual kita dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks dan beragam. Keseluruhan, pemikiran Dilthey membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang makna manusia, budaya, dan sejarah, yang tetap relevan hingga saat ini.
Nama : Eka Zulis Saputri
NPMÂ Â : 1512300001
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H