Mohon tunggu...
Eka Zulis Saputri
Eka Zulis Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/Mahasiswi

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Sosial Kesurupan Massal

22 Oktober 2023   22:24 Diperbarui: 23 Oktober 2023   09:28 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena kesurupan massal merupakan salah satu fenomena yang masih sering terjadi di Indonesia. Fenomena kesurupan massal sendiri cenderung terjadi pada para remaja. Hal ini terbukti dari banyaknya kasus kesurupan yang ditemukan terjadi di sekolah-sekolah Indonesia. Hal tersebut terbukti dari di tahun 2019 telah terjadi kesurupan massal yang terjadi pada siswa SMP di Sikka NTT. Sebanyak 14 siswa SMPK Supra Talibura tiba-tiba mengalami kesurupan saat sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar bersama gurunya di kelas.

Selanjutnya pada tahun 2022 kesurupan massal juga terjadi pada siswa SMKN 1 Magetan, ditemukan ratusan siswa yang mengalami kesurupan massal serentak selama mengikuti kegiatan istigasah di sekolah (Detik Jatim,2022). Terakhir pada tahun 2023 telah terjadi fenomena serupa yang terjadi pada 6 siswa SMP Muhammaddiyah 1 Wates. Kesurupan massal tersebut berlangsung saat para siswa sedang mengikuti kegiatan kemah di Bumi Perkemahan Secang, Kulon Progo pada Juli lalu (Detik Jateng,2023).

Kesurupan massal sendiri merupakan salah satu fenomena yang menarik perhatian dan penyebab dari terjadinya fenomena tersebut masih simpang siur. Ada beberapa tokoh yang menjelaskan jika fenomena kesurupan massal merupakan akibat dari kejadian mistis, bukti dari kekuatan roh jahat sedangkan beberapa yang lain menjelaskan menurut kacamata ilmiah bahwasannya kesurupan massal merupakan suatu fenomena yang terjadi akibat dari gangguan psikis (Hamzah,2021). 

Isu ini merupakan isu yang masih menjadi salah satu isu yang masih diperdebatkan oleh para ahli, sudah mulai banyak penelitian yang ditemukan mencoba untuk membedah isu kesurupan massal menggunakan kacamata ilmiah. Menurut Rahardanto (dalam Anjaryani & Rahardanto,2016) menjelaskan jika fenomena kesurupan tidak dapat dilihat menggunakan satu sisi saja, hal ini dikarenakan kesurupan sendiri merupakan fenomena yang dapat diakibatkan oleh faktor religius, patologis, kuratif, dan hiburan.

Akan tetapi hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil jika kesurupan massal merupakan suatu fenomena yang diakibatkan bukan karena roh jahat melainkan kondisi psikologis individu-individu yang sedang lemah. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Siswanto (2020) yang menyatakan jika terjadinya kesurupan massal dikarenakan individu sedang berhadapan dengan situasi sama yang menekan sehingga membuat para individu mengalami stres berat. Situasi menekan yang terjadi secara terus-menerus tanpa memberikan individu waktu untuk beristirahat akan memberikan dampak buruk bagi kondisi psikologis mereka. Individu yang rentan dan memiliki potensi

untuk mengalami disosiasi akan cenderung mengalami kesurupan, dalam hal ini ketika kesurupan tersebut terjadi di sekolah dan dilihat oleh banyak siswa tentu memberikan tekanan yang luar biasa berat bagi para siswa tersebut sehingga para siswa yang berada dalsm keadaan yang sama dan sedang lemah akan mengalami kesurupan. Oleh karena itu kesurupan massal dapat terjadi (Siswanto, dalam Siswanto,2020). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasmawati (2018) yang menjelaskan jika kesurupan dapat terjadi dikarenakan kondisi psikologis individu yang sedang lemah, sehingga ketika para individu yang sedang dalam kondisi psikologis lemah melihat orang yang kesurupan maka mereka akan cenderung ikut tertular. 

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh Hamzah (2021) menjelaskan jika terjadinya kesurupan massal merupakan gambaran dari perilaku histeria yang disebarkan melalui proses interaksi secara emosional di suatu situasi. Proses interaksi secara emosional tersebut termasuk ke dalam ciri emotional contagion. Menurut Hatfield dkk., (1993) emotional contagion merupakan suatu kecenderungan yang terjadi secara otomatis dalam meniru dan menyinkronisasi vokalisasi, ekspresi wajah, postur dan gerakan individu lain sehingga berakibat pada para individu tersebut bersatu secara emosional.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan jika fenomena kesurupan massal merupakan suatu fenomena yang diakibatkan oleh penularan emosional antara individu satu dengan lainnya yang menyebabkan para individu tersebut memiliki dan merasakan emosi yang sama sehingga kesurupan massal tidak dapat dicegah. Dalam hal ini kesurupan sendiri diakibatkan oleh lemahnya kondisi psikologis individu tersebut, salah satu alasannya adalah individu sedang menghadapi keadaan stres terus menerus tanpa henti.

Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan jika isu perdebatan diatas termasuk ke dalam teori yang dikemukakan oleh Rene Descrates mengenai rasional dan logika. Menurut Choiryah (2014) menjelaskan jika pendekatan rasionalisme merupakan suatu pendekatan yang mempercayai jika sumber segala kebenaran ilmu pengetahuan yang ada didapatkan dari penalaran yang dilakukan manusia. Akal manusia merupakan suatu alat yang paling penting untuk mendapatkan pengetahuan yang baru sehingga dapat disimpulkan jika pengetahuan hanya akan didapatkan dengan cara berpikir.

Oleh karena itu pendekatan rasionalisme yang digagas oleh Rene Descrates menarik pemikiran empiris ke dalam pernyataan yang logis dan mengabaikan setiap pemikiran dan pernyataan yang bersifat metafisika serta tidak berada di jangkauan manusia itu sendiri. Pendekatan ini mempercayai jika pengetahuan yang didapatkan melalui suatu prosedur tertentu yang berdasar pada akal dapat menciptakan pengetahuan yang pasti, tidak mungkin salah dan sebenarnya. Oleh karena itu Rene tidak mempercayai pernyataan yang berasal dari

bukti-bukti metafisika yang tidak dapat dilihat kebenarannya (Choiryah,2014). Dalam hal ini, sesuai dengan isu yang masih sering diperdebatkan oleh para ahli yaitu mengenai isu kesurupan. Para peneliti yang melakukan penelitian secara ilmiah sedang mempertanyatakan apakah memang benar kesurupan merupakan akibat dari kejadian metafisika. Berdasarkan pertanyaan tersebut akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan penelitian yang dilakukan menggunakan akal dengan hasil data yang empiris dan terdapat bukti secara nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun