Fermentasi adalah tahapan paling krusial dalam pembuatan nata de aloe vera. Proses ini melibatkan bakteri Acetobacter xylinum yang berkerja untuk memfermentasi gula dalam gel lidah buaya menjadi selulosa yang membentuk nata.
Meskipun proses ini terlihat sederhana, banyak hal yang dapat memicu kegagalan fermentasi. Beberapa masalah yang umum terjadi dalam proses fermentasi nata de aloe vera antara lain:
1. Kualitas bakteri starter
Bakteri acetobacter xylinum sangat sensitif terhadap lingkungan, terutama suhu dan pH medium fermentasi. Jika bakteri starter yang digunakan tidak dalam kondisi optimal atau sudah terkontaminasi, proses fermentasi bisa gagal atau berjalan sangat lambat.
2. Kebersihan lingkungan fermentasi
Proses fermentasi harus dilakukan dalam kondisi yang sangat steril. Jika terjadi kontaminasi oleh bakteri atau jamur lain, hasil fermentasi bisa terganggu. Produk akhir mungkin tidak terbentuk sempurna, atau bahkan bisa terkontaminasi mikroba yang berbahaya bagi kesehatan.
3. Komposisi medium fermentasi
Proporsi gula, air, dan gel aloe vera harus tepat agar proses fermentasi berjalan optimal. Jika komposisi tidak seimbang, misalnya gula terlalu sedikit atau terlalu banyak, fermentasi tidak akan mengahasilkan nata yang berkualitas baik. Kelebihan gula juga bisa menyebabkan everfermentasi yang membuat nata menjadi terlalu keras atau berlendir.
Pengawetan Dan Masa Simpan Yang Singkat
Salah satu masalah besar dalam pengolahan nata de aloe vera adalah masa simpan produk yang relatif singkat. Aloe vera, meskipun telah diolah menjadi nata, masih mengandung komponen-komponen yang mudah rusak oleh mikroba.
Oleh karena itu, pengawetan menjadi hal penting untuk memastikan nata de aloe vera bisa disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa mengalami penurunan kualitas. Namun, pengawetan nata de aloe vera juga tidak bisa dilakukan sembarangan.Â
Penggunaan bahan pengawet kimia sering kali dihindari, terutama jika produk tersebut ditargetkan untuk pasar makanan sehat. Metode pengawetan alami, seperti dengan proses pasteurisasi atau penambahan asam sitrat, menjadi pilihan.
Namun metode ini juga memiliki keterbatasan dalam hal efektivitasnya untuk memperpanjang masa simpan. Selain itu, jika penyimpanan tidak dilakukan dengan baik, nata de aloe vera bisa mengalami perubahan rasa dan tekstur. Produk yang seharusnya kenyal bisa menjadi lembek atau justru terlalu keras. Nata juga bisa kehilangan aroma segar lidah buaya jika terpapar udara terlalu lama.
Kesimpulan
Pengolahan nata de aloe vera bukanlah proses yang sederhana. Ada banyak masalah yang perlu diatasi, mulai dari ketersediaan bahan baku berkualitas, proses fermentasi yang rentan gagal, hingga tantangan dalam pemasaran produk.
Namun, dengan penelitian lebih lanjut, perbaikan teknik pengolahan, dan strategi pemasaran yang tepat, nata de aloe vera memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai produk makanan sehat yang digemari di pasar lokal maupun internasional.