Di sebuah desa kecil di Indonesia, seorang anak bernama Bintang duduk di bawah pohon beringin yang rindang. Ia menatap langit biru yang cerah, berharap dapat berbicara dengan Tuhan tentang negeri tercintanya. Desa itu indah, penuh dengan suara alam yang menenangkan, namun di balik keindahan tersebut, Bintang merasakan beban berat yang dirasakan oleh rakyatnya.
Indonesia, negeri yang kaya akan budaya dan keanekaragaman, kini tengah menghadapi banyak tantangan. Dari pulau-pulau yang tersebar luas, masyarakatnya merasakan dampak dari ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan. Bintang sering mendengar berita tentang korupsi yang merajalela, kekerasan, dan ketidakpedulian terhadap alam. Hatinya menangis melihat sungai-sungai yang dulu jernih kini tercemar, dan hutan-hutan yang dulu rimbun kini gundul.
Suatu hari, Bintang mendengar kabar bahwa Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia. Hatinya berdebar penuh harapan. Ia tahu bahwa Paus adalah sosok yang penuh kasih dan selalu berbicara tentang cinta kepada alam dan sesama. Bintang menulis surat kepada Paus Fransiskus, berharap suratnya bisa sampai ke tangan sang pemimpin rohani itu.
"Yang Mulia Paus Fransiskus," tulis Bintang dengan hati-hati, "Saya adalah seorang anak dari Indonesia, negeri yang kaya akan keindahan alam dan budaya. Namun, di balik semua itu, negeri kami sedang mengalami banyak kesulitan. Kami butuh doa dan bimbingan. Kami ingin negeri ini menjadi tempat yang lebih baik untuk kami, untuk alam, dan untuk generasi mendatang."
Bintang berharap Paus Fransiskus bisa membawa pesan kedamaian dan perubahan bagi Indonesia. Ia ingin agar para pemimpin negeri ini mendengarkan suara rakyat, bekerja dengan jujur, dan mengutamakan kesejahteraan bersama. Bintang juga ingin agar masyarakat Indonesia lebih peduli pada alam, menjaga hutan, laut, dan udara agar tetap bersih dan lestari.
Waktu berlalu, dan akhirnya Paus Fransiskus tiba di Indonesia. Di tengah kerumunan orang yang bersorak-sorai, Bintang berdiri dengan tangan kecilnya yang menggenggam surat itu erat-erat. Ia tak tahu apakah suratnya akan sampai, namun ia percaya bahwa Tuhan mendengar doa-doanya.
Dalam pidatonya, Paus Fransiskus berbicara tentang pentingnya cinta kasih, keadilan, dan perawatan terhadap bumi, rumah kita bersama. Kata-katanya menyentuh hati banyak orang, termasuk para pemimpin negeri ini. Paus mengingatkan bahwa Indonesia, dengan segala kekayaan dan tantangannya, harus dijaga dan dilestarikan, bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk masa depan.
Bintang tersenyum, merasakan secercah harapan. Ia tahu bahwa perubahan tidak akan terjadi dalam semalam, namun ia yakin bahwa dengan kasih dan kerja keras, Indonesia dapat menjadi negeri yang lebih baik. Dalam doanya, ia memohon agar setiap orang, dari yang kecil hingga yang besar, bisa berkontribusi untuk kebaikan bersama.
Bintang menatap langit lagi, kali ini dengan keyakinan bahwa Tuhan telah mendengar doanya. Ia percaya bahwa dengan bimbingan Tuhan dan dukungan dari pemimpin seperti Paus Fransiskus, Indonesia akan mampu melewati segala tantangan dan menjadi negeri yang penuh berkah dan kedamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H