Mohon tunggu...
Eka Widyawati
Eka Widyawati Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Pustakawan UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar eka_widyawati@perpusnas.go.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benang Merah Literasi, Perpustakaan dan Pemberdayaan Masyarakat

2 Desember 2022   16:17 Diperbarui: 2 Desember 2022   16:21 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai Kegiatan dalam Program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di UPT Perpustakaan Proklamator Bung karno (Dokpri)

Literasi di abad 21 tak lagi sekedar tentang kemampuan membaca dan menulis. Sebagai bagian dari literasi dasar, kemampuan membaca dan menulis juga harus berbarengan dengan literasi TIK atau melek digital, pentingnya ketrampilan Literasi Keuangan agar sigap dalam menghadapi fluktuasi perekonomian, serta Literasi Budaya dan Kewarganegaraan  untuk membekali diri dalam menghadapi perubahan sosial yang terjadi secara signifikan. Abad 21 yang kini telah masuk dalam era society 5.0 menuntut masyarakat luas untuk bisa menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dengan berbekal kompetensi unggul sehingga diperlukan kemampuan atau skill berpikir kritis dalam memecahkan masalah, daya kreativitas yang tinggi serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi yang mumpuni. Karakter yang berkualitas juga tak kalah penting untuk dimiliki sehingga berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan dapat direspon dengan baik. Karakter yang berkualitas ini antara lain adalah memiliki rasa keingintahuan yang besar, inisiatif, kegigihan, adaptif, dan leadership skill.

Literasi menjadi sebuah modal krusial yang harus dikuasai karena masyarakat yang literat akan membawa manfaat yang besar dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam lingkuo sosial ekonomi yang diantaranya adalah penurunan angka kemiskinan dan pengurangan kesenjangan, ekonomi makin kuat, pilihan pekerjaan semakin terbuka dan lebih produktif, serta peningkatan kesejahteraan individual. Begitu juga sebaliknya jika angka literasi masih rendah akan membawa dampak negatif seperti halnya angka kriminalitas yang meningkat yang mengakibatkan tingginya biaya untuk mengatasi masalah kriminalitas tersebut, pengangguran meningkat dan upah cenderung rendah, dan masih banyak lainnya lagi. Oleh sebab itu, literasi sangat dibutuhkan untuk membawa perubahan sosial yang positif. Dengan memiliki ketrampilan dasar dalam berliterasi yang kemudian didorong dengan kemampuan berpikir kritis (critical thinks) maka akan tercipta tatanan masyarakat berpengetahuan yang mendorong terwujudnya kesejahteraan sosial yang lebih baik. Masyarakat yang berliterasi tinggi akan memiliki wawasan luas sehingga lebih inovatif dan kreatif. Dengan begitu, masyarakat ini akan mampu menciptakan lapangan kerja baru dalam bentuk kewirausahaan. Dampak lebih luasnya, tentu saja kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Literasi perlu diperkuat untuk pemberdayaan masyarakat. Penguatan ini penting untuk dilakukan karena masyarakat yang berliterasi tinggi akan mampu berpikir secara rasional dan koheren, dimulai dari melihat suatu fakta yang tidak langsung ditelan mentah-mentah namun fakta tersebut ditimbang dan dinilai hingga dapat menjadi suatu data. Data yang dimaknai maka akan menjadi informasi yang kemudian disalingkaitkan hingga menjadi pengetahuan. Jika pengetahuan dicari maslahatnya makan akan menjadi wisdom/ kebijaksanaan. Dengan demikian, untuk mencapai masyarakat yang rasional maka diperlukan kebijaksanaan yang dimulai dari pembiasaan untuk memaknai data, mengaitkan informasi, dan menggunakan pengetahuan.

Penguatan literasi untuk pemberdayaan masyarakat tentu tak lepas dari peran serta perpustakaan. Sebagai tempat belajar sepanjang hayat, perpustakaan harus mampu mengambil bagian dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui literasi.  Sejak 2018, perpustakaan gencar melaksanakan program transformasi berbasis inklusi sosial.  Lewat program ini,pemerintah meneguhkan komitmwn untuk berinvestasi dalam pembangunan manusia, khususnya dalam kegiatan prioritas bertajuk "Literasi untuk Kesejahteraan" untuk mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, perpustakaan membuat berbagai program dengan meningkatkan partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan pemberdayaan berbasis literasi. Kegiatan pemberdayaan ini memfasilitasi semua kelompok masyarakat untuk memanfaatkan aneka sumber informasi dan pengetahuan untuk pengembangan dan peningkatan kecakapan hidup (life skills). Melalui pelatihan kecakapan hidup berbasis literasi di perpustakaan, masyarakat terfasilitasi untuk dapat mengakses, memahami dan mengelola pengetahuan serta informasi yang diperoleh untuk berbagai kegiatan produktif yang bertujuan pada terwujudnya kesejahteraan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun