Krisis berkepanjangan di Indonesia yang bermula dari krisis moneter tahun 1997 seringkali dinyatakan sebagai akibat dari berlangsungnya globalisasi. Presiden Soeharto sendiri ketika itu beberapa kali menyatakan bahwa itulah yang terjadi, bahwa Indonesia menjadi "korban" dari globalisasi yang melanda seluruh dunia. Untuk itu, kita perlu menyimak apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi, dan sejauh mana dampaknya terhadap perekonomian Indonesia (Basri, 2002: 192).
Jadi, dapat dikatakan bahwa globalisasi sudah pasti akan memberikan dampak pada setiap kehidupan, salah satunya dalam bidang ekonomi. Globalisasi dengan kata lain adalah kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan kapitalis yang menerobos batas-batas Negara, wilayah serta adat istiadat dan budaya (Suyanto, 2013: 93).
Ada dua pilar utama yang menopang sistem kapitalisme modern, yaitu pasar uang (sistem perbankan) dan pasar modal. Kedua pilar (sektor finansial) inilah yang memungkinkan terjadinya proses akulasi modal yang sangat besar. Sedemikian pesatnnya, sehingga semakin tak berkaitan langsung (decoupling) dengan perkembangan sektor real. Peningkatan kesejahteraan yang bersumber dari aktivitas di kedua pasar ini kian artifisial dan oleh karena itu, mengakibatkan kerentanan dalam perekonomian, khususnya dan kehidupan umat manusia umumnya. Hal ini disebabkan oleh pola eksploitasi yang telah melampaui batas-batas Negara sebagai konsekuensi dari gelombang globalisasi.
Yuniarti (2016: 01) menyebutkan bahwa globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas investasi atau pasar secara nasional, regional ataupun internasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa sebab berikut:
1. Komunikasi dan transportasi yang semakin canggih.
2. Lalu lintas devisa yang semakin bebas.
3. Ekonomi Negara yang semakin terbuka.
4. Penggunaan secara keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap Negara.
5. Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang semakin efisien.
6. Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional (MNC) pada hampir segala penjuru dunia.
Yuniarti (2016: 2) menyebutkan ada tiga faktor yang mendorong terjadinya perubahan global adalah sebagai berikut: