PengertianPengangguran dan Kemiskinan
   Pengangguran adalah keadaan di mana seseorang yang berada dalam usia kerja produktif (biasanya 15–64 tahun), memiliki kemampuan untuk bekerja, dan ingin bekerja, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi atau keinginannya, meskipun sedang aktif mencari pekerjaan. Pengangguran mencerminkan ketidakmampuan pasar tenaga kerja untuk menyerap seluruh tenaga kerja yang tersedia. Hal ini menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Sedangkan Kemiskinan adalah Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan, sehingga kualitas hidup mereka berada di bawah standar yang layak. Kemiskinan sering diukur berdasarkan pendapatan individu atau rumah tangga dibandingkan dengan garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga tertentu.
Ciri- Ciri Pengagguran dan Kemiskinan
Ciri-Ciri Pengangguran
- Tidak Memiliki Pekerjaan: Seseorang tidak memiliki kegiatan yang menghasilkan pendapatan.
- Aktif Mencari Kerja: Berusaha mencari pekerjaan tetapi belum mendapatkannya.
- Kesiapan untuk Bekerja: Siap bekerja kapan saja jika ada peluang pekerjaan.
- Tingkat Pendidikan: Kadang-kadang, pengangguran terjadi karena kurangnya pendidikan atau keahlian yang relevan dengan pasar kerja.
- Terbatasnya Peluang Kerja: Banyak individu tidak bekerja karena lapangan kerja yang tersedia tidak mencukupi jumlah pencari kerja.
- Menurunnya Daya Beli: Pengangguran menyebabkan penurunan daya beli akibat ketiadaan pendapat.
Ciri-Ciri Kemiskinan
- Ketidakmampuan Memenuhi Kebutuhan Pokok: Sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan.
- Rendahnya Pendapatan: Pendapatan berada di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan.
- Keterbatasan Akses terhadap Layanan Dasar: Sulit mengakses pendidikan, kesehatan, air bersih, atau layanan publik lainnya.
- Tempat Tinggal Tidak Layak: Tinggal di lingkungan atau rumah yang buruk dan tidak memenuhi standar kesehatan.
- Kerentanan terhadap Krisis Ekonomi: Rentan terhadap perubahan ekonomi, seperti kenaikan harga bahan pokok atau kehilangan pekerjaan.
- Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan: Sulit bersaing di pasar kerja karena kurangnya keahlian.
- Keterisolasian Sosial dan Ekonomi: Sulit terlibat dalam kegiatan sosial atau ekonomi karena hambatan finansial atau geografis.
Hubungan antara Tingkat Pengangguan dan Kemiskinan di Indonesia
   Tingkat pengangguran dan kemiskinan memiliki hubungan yang erat, terutama dalam konteks ekonomi Indonesia. Ketika tingkat pengangguran meningkat, jumlah individu yang kehilangan penghasilan bertambah. Hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, sehingga banyak keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Akibatnya, kemiskinan pun meningkat.  Pengangguran menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan karena individu yang tidak bekerja tidak memiliki pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, terbatasnya akses ke pekerjaan yang layak memperburuk situasi ini, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang terampil atau kurang berpendidikan.Â
Peran pendidikan dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
    Pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam menanggulangi kemiskinan dan pengangguran, terutama karena nilai-nilai Islam mengajarkan pentingnya ilmu pengetahuan, kerja keras, tanggung jawab, dan pemberdayaan ekonomi berbasis keadilan. Berikut adalah cara-cara pendidikan Islam berkontribusi:
- Memberikan Pendidikan Nilai dan Etika Kerja
- Meningkatkan Keterampilan melalui Pendidikan Berbasis Kewirausahaan
- Membangun Kesadaran akan Pentingnya Ilmu Pengetahuan
- Membentuk Jiwa Sosial dan Kepedulian terhadap Sesama
Konsep Pendidika Kreatif dapat Diterapkandalam Pemberdayaan Masyarakat
   Pendidikan kreatif adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan inovasi, berpikir kritis, dan pengembangan keterampilan praktis untuk menghadapi tantangan kehidupan. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, pendidikan kreatif dapat menjadi alat strategis untuk meningkatkan kapasitas individu dan kelompok, sehingga mereka mampu mandiri dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial.
- Penerapan Pendidikan Kreatif dalam Pemberdayaan Masyarakat
- Pelatihan Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)
- Konsep: Mengidentifikasi masalah yang dihadapi masyarakat, seperti pengangguran, kemiskinan, atau keterbatasan akses pendidikan, kemudian mencari solusi bersama.
- Implementasi: Memberikan pelatihan keterampilan praktis seperti kerajinan tangan, teknologi tepat guna, atau kewirausahaan. Contoh: Membentuk kelompok belajar untuk mengembangkan usaha kecil berbasis potensi lokal.
- Hasil: Masyarakat belajar bagaimana menyelesaikan masalah secara mandiri dan inovatif.
- Pengembangan Kewirausahaan Sosial
- Konsep: Mengintegrasikan pendidikan dengan kewirausahaan yang berorientasi pada manfaat sosial.
- Implementasi: Mengajarkan masyarakat cara mengelola usaha kecil dengan pendekatan kreatif, seperti pemasaran digital untuk produk lokal. Memanfaatkan sumber daya lokal seperti bahan baku alami atau pariwisata desa untuk meningkatkan pendapatan.
- Hasil: Penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat.
- Pemanfaatan Teknologi Digital
- Konsep: Mengajarkan masyarakat menggunakan teknologi untuk memperluas wawasan dan jaringan usaha.
- Implementasi:
- Workshop pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan produk.
- Pelatihan dasar pengelolaan toko online.
- Hasil: Meningkatkan akses pasar dan efisiensi dalam menjalankan usaha. Â