Senin, 24 Juli 2023 pukul 14.00 WIB dilaksanakan pelatihan pembuatan ecobrick oleh Mahasiswa UNNES Giat 5 di rumah Ibu Yuni, salah satu warga Dusun Gorangan Lor, Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Ecobrick adalah salah satu cara daur ulang limbah rumah tangga dengan pengolahan sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna.Â
Pelatihan Pembuatan Ecobrick ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam mengatasi limbah rumah tangga jenis anorganik berupa plastik dengan cara yang kreatif. Pelatihan ecobrick ini dilaksanakan bersama dengan ibu PKK Dusun Gorangan Lor. Pelatihan ecobrick ini didasari pada keresahan warga Dusun Gorangan Lor khususnya ibu-ibu terkait sampah plastik. Akhirnya kami berinisiatif melakukan gerakan peduli lingkungan khususnya terhadap sampah plastik dengan pembuatan ecobrick.Kami berinisiatif membuat ecobrick dalam bentuk kaki meja. Langkah-langkah dalam pembuatan ecobrick diantaranya sebagai berikut :
1.Mengumpulkan sampah atau limbah plastik rumah tangga seperti botol plastik dan bungkus plastik lainnya.
2.Mencuci sampah yang telah dikumpulkan dengan bersih.
3.Setelah bersih, sampah dijemur hingga kering.
4.Memotong atau menggunting plastik yang telah dijemur dalam bentuk potongan kecil.
5.Memasukkan potongan plastik tersebut kedalam botol. Setelah itu, sampah ditekan menggunakan tongkat hingga penuh.
6.Setelah itu, timbang botol yang terisi sampah plastik hingga memiliki berat 200 gram.
7.Langkah selanjutnya yaitu mengecat botol tersebut sesuai dengan warna yang diinginkan supaya terlihat menarik.
8.Sambil menunggu cat kering, Â lem dioleskan pada tutup botol dan ditempelkan pada papan yang akan dijadikan meja.
9.Setelah lem merekat dengan kuat pada papan meja, maka botol dipasangkan dengan tutupnya masing-masing dengan hati-hati.
Ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias terhadap progam kerja kami yaitu pembuatan ecobrick. Disela-sela kegiatan tersebut Bu Yuni bertanya "Untuk botol ukuran 600 ml kira-kira butuh sampah seberapa banyak ya mba?" kamipun menjawab, "Untuk ukuran 600 ml botol maka diperlukan 200 gram potongan sampah plastik yang telah dibersihkan". Kegiatan ini juga mampu memberikan suatu solusi bagi ibu rumah tangga supaya bisa memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang produktif.Â
Bu Yuni juga bertanya " Kalau 1,5 liter botol plastik nanti jadinya berapa gram sampah mba?". Kami menjawab "Jika 1,5 liter botol plastik pastinya membutuhkan sampah yang lebih banyak lagi yaitu sekitar 600 gram sampah plastik dan pastinya juga membutuhkan ketelatenan ibu-ibu dalam mengumpulkan, membersihkan, dan memotong sampah-sampah tersebut". Kami menjelaskan bahwa sebelum memasukan potongan sampah kedalam botol, harus didasari dengan kantong plastik (plastik kresek) dengan tujuan supaya warna alas botol serasi atau seragam. Selain itu dalam memasukan potongan sampah kedalam botol harus sambil ditekan menggunakan tongkat supaya ecobrick tersebut kokoh atau kuat jika dijadikan kaki meja ataupun benda lain yang mampu menopang beban cukup berat.Â
Diakhir kegiatan kami menanyakan kepada ibu-ibu PKK Gorangan Lor terkait kesan setelah mengikuti kegiatan pembuatan ecobrick. Bu Mariyah sebagai salah satu perwakilan ibu-ibu PKK menyampaikan bahwa beliau sangat senang dan kegiatan ini cukup bagus untuk ibu rumah tangga dalam mengelola sampah plastik menjadi suatu barang atau benda yang memiliki nilai guna hanya saja beliau menyampaikan kesulitan dalam pembuatan ecobrick yaitu saat memasukan sampah kedalam botol-botol plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H