Mohon tunggu...
Eka Swardhana
Eka Swardhana Mohon Tunggu... -

Sweet seventen telah berlalu hihi :) blog: ekaswardhana.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Cinta Juga Bisa Kadaluarsa

2 Agustus 2014   17:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:36 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14069499981047732503

Masih ingat novel atau Filmnya Radiya Dika “Cinta Brontosaurus”?

Dalam cerita karangannya itu ada teori Cinta Kadaluarsa, sebenernya nggak ngerti juga kenapa dia bikin teori itu. Teori yang bisa bikin orang-orang yang baru denger bisa bertanya-tanya sambil geleng-geleng kepala. Karena saya pun sama, “Lho kok cinta bisa kadaluarsa?” sambil mengerutkan kening dengan mata yang menyipit. Disitu Si Radit terkekeh-kekeh dengan pendapatnya, agak aneh emang. Tapi akhirnya dia hapus teorinya itu. Sebenernya saya kurang ngerti sama cerintanya, soalnya belum baca novel dan pas nonton filmya pun cuma bagian tengahnya aja, pas Si Kosasih nikah.

Cinta bisa kadaluarsa? Apa bener? Emm.... menurut saya itu benar. Ups, tenang! Jangan geger dulu.

“Terus gimana dengan cinta orang tua kita yang udah lama banget tapi cinta mereka nggak kadaluarsa- kadaluarsa?”

Hmm pernah ngalamin yang namanya cinta monyet? ... Nah, gimana rasanya? Pasti enak kan? ... Terus diakhir rasanya berubah nggak? ... Berubahkan jadi pait? Saat pait itu cinta bisa dibilang udah kadaluarsa. Gitu juga dengan cinta sesaat. Setelah putus ada istilah Galau yang berlanjut ke Move On, itu kalau sukses, dan kalau gagal jadi Move Off. Saat move off adalah saat- saat kritis, si move off biasanya bilang “Putus tuh nggak sakit, yang sakit itu udah putus tapi masih cinta :’( “ mengenaskan.

Kalau abis makan makanan expair jadinya gimana? ... sakitkan? Entah itu sakit perut, sakit kepala, mual atau lain sebagainya. Begitu juga dengan cinta yang udah kadaluarsa, kita bisa rasain semua penyakit itu. Sakit perut karena ngeliat si mantan jalan sama yang lain, sakit kepala liat si mantan dapet yang lebih kece, mual-mual gara-gara liat mantan digerantulin monkey di atas motor (nengkot). Semua penyakit ini ada di tahap galau dan penyakit-penyakit ini bisa sembuh tentunya. Penyakit lahiriah bisa diobatin sama obat- obat dari dokter, kalau penyakit batiniah paling obat mujarabnya adalah waktu dan pengganti si Dia.

Ibarat makanan expair, setelah kita sakit, kita bakalan sembuh, tapi bisa KO (Kick Off) juga. Saat cinta udah kadaluarsa kita bisa sembuh di tahap move on dan KO di tahap move off. Yang paling kasian kalau ambruk alias move off, cuma bisa tidur di UGD padahal masuk RS sekitar setahun yang lalu dengan kondisi mengenaskan, hidung di sumbat selang oksigen, badan di pasang-pasangin kabel merah, kuning, ijo. Terserah kalian, itu semua mau kalian ibaratin kenapa. Lama- lama korban move off bisa jadi putri tidur atau putra tidur yang bisa bangun kalau ada pangeran atau permaisuri yang menciumnya dengan cinta sejati. Gila emang kalau tulisan ini di lanjutin :D

Ada satu masalah lagi, bagaimana dengan cinta kedua orang tua kita? Jawabannya cuma dua. Pertama, cinta mereka nggak ada tanggal kadaluarsanya karena cinta mereka di awetkan dengan boraks dan formalin yang membuat bakteri- bakteri pada cinta mereka mati. Bakteri itu ibarat PHO dan semacamnya, dan kalau ada makan yang di awetkan dengan formalin atau boraks biasanya makanan akan menjadi sumber penyakit, cinta yang kadaluarsa juga gitu. Karena nggak ada PHO dan masalah-masalah pengiring, mereka bisa berantem karena nggak saling cemburu yang mengakibatkan perasaan mereka jadi hampa.

Kedua, cinta mereka ibarat madu, selalu manis dan menyehatkan. Soal cinta ibarat madu nggak usah panjang- panjang dibahas. Sebab madu adalah makanan yang tidak akan pernah kadaluarsa. Begitulah cinta jika cinta seperti madu.

Just my opinion hehe :D Ini cuma tulisan idiot karena film Raditya Dika dengan Cinta Brontosaurusnya itu. kalau nggak percaya dengan paparan di atas, silahkan dibuktikan :p

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun