Sudah lebih dari enam bulan lamanya aku tak lagi menulis apapun tentangmu. Bukan berarti aku tidak merindukanmu. Justru aku sangat merindukanmu. Hingga untaian kata-kata tak akan mampu menghapus kepedihan rindu yang kurasakan. Entah bagaimana denganmu.
Hari ini usia pernikahanmu menuju angka lima tahun. Usia yang konon rentan akan cobaan. Apakah aku berharap pernikahanmu akan kenapa-kenapa. Mungkin iya, tapi aku juga tak ingin dirimu menjadi orang yang menyakiti orang lain, terutama istri dan anakmu. Anak lelakimu yang kini berusia empat tahun. Sama usianya dengan putri bungsuku yang kini beranjak masuk sekolah TK.
Entah mengapa aku masih merasakan amarahmu. Saat dirimu tak lagi membalas pesan di whatapps ku. Haruskah aku menemuimu dan menanyakan mengapa dirimu bersikap seperti itu padaku. Aku benar-benar tidak mengerti apa kau hanya malas membaca pesanku ataukah kau masih menyimpan rasa itu. Rasa yang kita berdua tak pernah tahu, mengapa rasa itu muncul lalu mengakar hingga membuat segalanya buram.
Sudah lebih dari enam bulan lamanya. Jika dirimu berharap semua akan baik-baik saja. Akupun begitu. Sekalipun aku begitu merindukanmu namun aku tak ingin menghancurkan perasaan oranglain. Cukuplah aku atau dirimu yang merasakan luka karena rasa ini. Rasa yang entah kapan akan berakhir ataukah memang takkan pernah berakhir.
Bagiku, kau tetaplah soulmate. Sahabat sekaligus cinta terindah yang pernah hadir dalam hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H