Cinta itu bagaikan kupu-kupu
Indah dan selalu ingin kita sentuh
Tapi kupu-kupu berhak memilih  dimana dirinya akan hinggap
Jika kita memaksa untuk mendekatinya, dirinya akan terbang menjauh
Namaku Rey, dirinya bernama Ganesha Prameswari.
Ruangan kerjaku bukan kantor seperti biasanya. Banyaknya mesin dengan suara super bising sudah akrab dalam keseharian kami. Karena bekerja di dekat mesin-mesin yang berbahaya maka kebanyakan pegawai di sini adalah laki-laki. Sedangkan pegawai perempuannya tidak sampai sepuluh persen dari total pegawai.
Kulihat Ganesha dan Sinta sedang menuju ke arah ruanganku. Ganesha dan Sinta memang sejak kemarin berencana mengunjungj kantorku, mereka akan bertanya system kerja beberapa mesin yang kami operasikan. Hal ini penting untuk kami sebagai siswa magang. Meskipun aku dan mereka berbeda kantor, tapi kami masih satu perusahaan. Dan wajib bagi kami tahu ilmu dasar, termasuk pengoperasian mesin yang kami jalankan.
"Hai Nes...Hai Sinta..." sapaku menyambut mereka.
"Hai Abang Rey..." balas Ganesha tanpa menghiraukan tatapan senior-seniorku yang rupanya ingin berkenalan dengan mereka.
"Nesha, Sinta kenalkan ini Mas Ihsan. Dia sudah empat tahun menangani mesin ini" kataku sambil mengenalkan pada salah satu seniorku yang terkenal cukup handal dalam pengoperasian mesin. Karena di ruangan kami jarang dikunjungi wanita, hebohlah seisi ruangan.
"Hey....di loker Ihsan lho ada fotonya..." teriak seorang senior yang lain.