3. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan: Prinsip ketiga Tri Hita Karana adalah hubungan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat Bali menghargai keseimbangan antara manusia dan alam. Mereka melindungi lingkungan melalui prinsip-prinsip seperti menjaga kebersihan, menghormati alam dan menerapkan praktik pertanian ekologis. Filosofi ini mengajarkan bahwa keseimbangan dengan alam adalah kunci kebahagiaan dan keberlanjutan.
Prinsip-prinsip ini juga tercermin dalam seni Bali, ritual tradisional dan sistem kepercayaan. Mulai dari interaksi sosial hingga interaksi dengan alam, prinsip-prinsip tersebut merupakan bagian integral dari cara hidup mereka. Keseimbangan antara manusia, Tuhan dan alam merupakan landasan kuat bagi keselarasan yang diinginkan. Kinerja Tri Hita Karana dapat diperkuat dengan langkah-langkah konkrit. Prinsip Tri Hita Karana memberikan landasan etika dan moral bagi masyarakat Bali dan dampaknya tidak terbatas pada aspek spiritual, sosial dan lingkungan, tetapi juga mencakup aspek ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsipnya masih diteliti untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep tersebut. Prinsip Tri Hita Karana:
1. Harmoni di Parahyangan: Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan atau kekuatan spiritual. Faktor utamanya adalah upacara keagamaan, penghormatan terhadap tempat ibadah dan pengamalan nilai-nilai spiritual. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali berupaya menjalankan aktivitas keagamaan dengan penuh ketaatan dan menghormati dimensi spiritual.
2. Keharmonisan di Pawongan : Prinsip ini mengacu pada hubungan sosial antar manusia. Masyarakat diarahkan untuk memelihara hubungan antarmanusia dengan penuh rasa hormat, keadilan, dan empati. Kerjasama dan dukungan antar umat merupakan kunci untuk membangun kehidupan yang adil dan sejahtera. Prinsip ini mengajarkan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain.
3. Keharmonisan di Palemahan: Prinsip ini menekankan keseimbangan antara manusia dan alam. Perlindungan sumber daya alam, pemanfaatan lingkungan secara rasional dan partisipasi aktif dalam kegiatan perlindungan alam menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Tanggung jawab terhadap lingkungan tercermin dalam perilaku berkelanjutan. Dampak Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari:
1. Keseimbangan dan kesejahteraan masyarakat: Dengan menerapkan prinsip Tri Hita Karana, masyarakat Bali menciptakan keseimbangan positif dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama, dan alam berdampak positif terhadap kesejahteraan kolektif. Masyarakat merasakan kebahagiaan tidak hanya sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari komunitas.
2. Perlindungan budaya dan lingkungan: Konsep Tri Hita Karana memegang peranan sentral dalam pelestarian budaya Bali. Upacara keagamaan, adat istiadat, dan nilai-nilai spiritual merupakan warisan budaya yang dilindungi dan dilestarikan secara turun temurun. Dari sudut pandang lingkungan hidup, perilaku pelestarian alam merupakan tradisi yang sangat dihargai. 3. Kelestarian dan kelestarian lingkungan hidup: Nilai-nilai Tri Hita Karana penting dalam menghadapi permasalahan lingkungan global. Kesadaran akan keseimbangan antara manusia dan alam mendorong manusia untuk melakukan aktivitas berkelanjutan. Pelestarian alam tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, namun juga merupakan bagian dari jati diri dan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
4. Pembangunan ekonomi berkelanjutan: Prinsip Tri Hita Karana dapat diterapkan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kesadaran akan keadilan sosial dan pelestarian alam menjadi landasan pembangunan ekonomi yang tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, namun masyarakat secara keseluruhan.
5. Kerukunan sosial dan kehidupan beragama yang damai: Tri Hita Karana meletakkan dasar keharmonisan sosial dan kehidupan beragama yang damai dengan menjaga keharmonisan antara manusia dengan Tuhan dan sesama manusia. Toleransi antar umat beragama, menghargai perbedaan dan saling menghormati merupakan ciri khas masyarakat Bali.
Tantangan dan Peluang dalam Penerapan Tri Hita Karana:
Meskipun nilai-nilai Tri Hita Karana memiliki dampak positif yang signifikan, penerapannya tidak terlepas dari tantangan. Modernisasi, perubahan sosial, dan tekanan ekonomi dapat menguji keberlanjutan dari konsep ini. Namun, tantangan ini juga membuka peluang untuk penyesuaian dan pengembangan yang lebih baik.